Vol 6 No. 2 (2021) 182-196
ISSN (Online) : 2502-0943
Jurnal Katalisator
KEBERADAAN MINERAL PENUNJANG KESEHATAN TUBUH PADA
AIR MINUM ISI ULANG
Reny Salim 1), Legia Werles Triana 1), Asnurita 2), Eliyarti 2)
1
Akademi Farmasi Prayoga Jl.Sudirman no 50. Padang-Sumatera Barat
Universitas Ekasakti Jl.Veteran Dalam no. 26B Padang-Sumatera Barat
Email :
[email protected]
2
ABSTRAK
Detail Artikel
Air sebagai sumber mineral bagi manusia mulai dilirik
oleh para ilmuwan. Air yang kaya akan mineral saat ini
mulai dimanfaatkan sebagai salah satu penunjang
peningkatan kesehatan. Kandungan mineral air menjadi
faktor penting sebagai salah satu syarat air minum yang
memenuhi standar layak minum karena masyarakat
mineral
belum memiliki pengetahuan yang cukup berkenaan
kesehatan
dengan air minum terutama air minum isi ulang.
air minum isi ulang
Penelitian ini bertujuan memberikan informasi kepada
masyarakat agar memperhatikan kandungan mineral
dari air yang diminumnya. Metode yang digunakan
dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling
Penulis Korespondensi
dari 3 sumber air (air tanah, air gunung, dan air
Name
: Reny Salim
PDAM). Pengukuran kadar mineral dalam sampel
Affiliation : Akademi Farmasi
menggunakan spektrofotometer serapan atom. Mineral
Prayoga
yang diukur ada 3 mineral yaitu besi, kalsium dan
Email
:
[email protected]
magnesium. Mineral kalsium dan magnesium dikenal
sebagai kesadahan mempunyai kadar memenuhi batasan standar. Sementara itu mineral besi
dari salah satu sumber melampaui ambang batas yang ditetapkan maka hal ini perlu menjadi
hal yang diperhatikan oleh BPOM.
Diterima
: 3 Oktober 2021
Direvisi
: 5 November 2021
Diterbitkan : 8 November 2021
Kata Kunci
ABSTRACT
Water as a source of minerals for humans began to be glimpsed by scientists. Water that is
rich in minerals is now starting to be used as a support for improving health. The mineral
content of water is an important factor as one of the requirements for drinking water that
meets drinking standards because people do not have sufficient knowledge about drinking
water, especially refill drinking water. This study aims to provide information to the public to
pay attention to the mineral content of the water, they drink. The method used in sampling is
purposive sampling from 3 sources of water (groundwater, mountain water, and PDAM
water). Measurement of mineral content in the sample using an atomic absorption
spectrophotometer. The minerals measured were 3 minerals, namely iron, calcium and
https://doi.org/10.22216/jk.v5i2.5717
Published by LLDIKTI Wilayah X
182
Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International
Reny Salim et. all | Keberadaan Mineral Penunjang Kesehatan Tubuh Pada Air Minum Isi Ulang
Jurnal Katalisator Vol 6 No. 2 (2021) 182-196
magnesium. Calcium and magnesium minerals, which are known as hardness levels, must
meet standard limits. Meanwhile, iron minerals from one source exceed the specified
threshold, so this needs to be considered by BPOM.
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia. Tuhan memberikan
manusia akal budi. Akal merupakan kemampuan berpikir sehingga manusia dapat mengatasi
masalah yang ditemuinya dalam menjalankan hidup di dunia. Masalah manusia berkisar pada
pemenuhan kebutuhan hidupnya terutama yang berkaitan dengan kesehatan. Menurut WHO,
kesehatan adalah keseimbangan fisik, mental, dan sosial yang tidak dipengaruhi oleh
penyakit dan kekurangan apapun. (Pinatih, 2020) Pencapaian kesehatan ini bukan hanya
berasal dari makanan saja tapi juga dari terpenuhinya kadar air dalam tubuh. Manusia sering
mengabaikan minum air. Manusia kurang mengetahui bahaya yang akan timbul jika jumlah
air dalam tubuh kurang. Tubuh yang kekurangan air akan mengalami dehidrasi. Akibat dari
dehidrasi adalah sakit jika kekurangan air sebanyak 7% dan kematian saat air dalam tubuh
telah berkurang sebanyak 20% dari berat badan individu tersebut (Salim, 2021).
Pernyataan akurat berkenan dengan jumlah pasti kebutuhan harian air pada setiap
individu sampai saat ini belum ada namun pendekatan melalui intensitas respon
neuroendokrin (konsentrasi plasma arginine vasopressin (AVP)) terhadap asupan air yang
cukup telah dilakukan dan memberikan data bahwa adanya hubungan konsentrasi plasma
AVP dengan asupan air yang cukup. Konsentrasi plasma AVP 2,0 pg/mL memiliki makna
setara dengan pemenuhan kebutuhan air total 1,8 L/hari. Bagi manusia yang berada dalam
kondisi euhidrasi awal konsentrasi plasma AVP <2,0 pg/mL yang artinya syaraf hipotalamus
di otak tidak memberikan stimulus untuk penghematan air. Lain maknanya jika konsentrasi
plasma AVP >2,0 pg/mL berarti syaraf hipotalamus di otak memberikan stimulus pada setiap
organ untuk menghemat air. Kondisi penghematan air tubuh berarti tubuh mengalami
dehidrasi. Pengamatan terhadap daya minum manusia di berbagai negara memberikan data
19-71% orang dewasa mengonsumsi air kurang dari 1,8 liter/hari. Kondisi ini dapat
menimbulkan terganggunya kesehatan tubuh. Penurunan konsentasi AVP plasma dapat
dilakukan dengan pemenuhan kebutuhan air rata-rata perhari yang ideal sesuai kondisi tubuh
(Armstrong, 2018).
Indonesia merupakan negara beriklim tropis maka jenis air minum yang dikonsumsi
adalah air yang kaya mineral. Air yang dipakai untuk minum ini berasal dari permukaan
(sungai, danau, sumur) dan dalam tanah (sumur bor). Air secara umum mengandung
beberapa mineral tertentu yang dipengaruhi oleh kondisi alami air tersebut bersumber
(kalsium, selenium, besi, magnesium) dan mineral tambahan berupa fluorine. Kandungan
nutrisi pada air bergantung pada lingkungan sumber air serta diperkaya juga oleh cara
perlakuan yang diberikan kepada air hingga sampai pada konsumen. Manusia yakin dengan
mengonsumsi air yang kaya mineral dapat menunjang kesehatan tubuh (WHO, 2005).
Penelitian terkait tentang mineral pada air sebagai kontribusi kebutuhan mineral tubuh telah
dilakukan Patterson, et.al. pada air keran penduduk di Amerika Serikat dengan asumsi air
tersebut mengandung 4 mineral yaitu tembaga, kalsium, magnesium, dan natrium. Selain 4
https://doi.org/10.22216/jk.v5i2.5717
Published by LLDIKTI Wilayah X
183
Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International
Reny Salim et. all | Keberadaan Mineral Penunjang Kesehatan Tubuh Pada Air Minum Isi Ulang
Jurnal Katalisator Vol 6 No. 2 (2021) 182-196
mineral ini, air keran tersebut juga mengandung besi, zink, posfor, mangan. Kandungan
mineral ini masuk dalam batas aman kecuali magnesium dan natrium (Patterson, 2013).
Air minum yang kaya akan mineral kalsium dan magnesium dikenal dengan nama air
sadah. Penelitian terkait karakteristik kesadahan air untuk dikonsumsi dan pengaruhnya
terhadap tingkatan umur panjang dilakukan oleh Mora-Alvarado di Nicoya Peninsula
memberikan hasil adanya hubungan antara tingkat kesadahan air dengan tingkat umur
panjang pada individu berusia di atas 80 tahun setelah mengonsumsi air tersebut secara
kontiniu sebagai faktor pendukung umur panjang dan peningkatan kualitas hidup(MoraAlvarado, 2015). Penelitian lain tentang manfaat air kaya mineral juga telah dilakukan oleh
Dore di San Martino Italia yang memberikan hasil adanya hubungan yang cukup signitifikan
terhadap pemulihan kesehatan pasien penderita asam urat, mengurangi gejala kolestatis,
pengobatan terhadap sindrom dispepsia (Dore, 2021). Air kaya mineral baik untuk kesehatan
pada kadar yang telah distandarkan oleh WHO sesuai kebutuhan manusia perharinya.
Penelitian berkaitan dengan penilaian kadar mineral logam pada air minum pada 3 kota di
Ekuador memberikan hasil kadar mineral logam berada pada ambang batas yang diizinkan
namum perlu tindakan pencegahan melindungi kualitas air di Guayaquil yang terkontaminasi
timbal dan kromium. Pencemaran ini diduga berasal dari pipa penyalur air yang digunakan
kurang diperhatikan kualitas dan waktu pemakaiannya (Cipriani-Avila et al., 2020).
Kebutuhan manusia akan air sebagai kebutuhan utama di masa sekarang ini
membutuhkan perhatian lebih terutama bagi daerah perkotaan. Kebutuhan masyarakat
perkotaan terhadap air semakin meningkat sementara sumber air bersih sulit ditemukan.
Usaha pemerintah dalam mengatasi ini dilakukan dalam bentuk pengolahan air yang ada
menjadi air yang memenuhi standar layak minum. Proses pengolahan air layak minum
prosesnya meliputi mikrofiltrasi, reverse osmosis, dan radiasi ultraviolet yang telah banyak
beredar di masyarakat dalam bentuk depot air minum. Proses pengolahan air menjadi air
layak minum dalam hal penerimaan masyarakat berdasarkan geografisnya sering menjadi
penghalang karena persepsi yang muncul terhadap ketepatan pengolahan air menjadi air
layak minum. Hasil survey terhadap pengolahan air minum yang dilakukan di Nevada Utara,
Amerika serikat adalah masyarakat perkotaan dan pedesaan kurang berkenan mengonsumsi
air olahan sedangkan masyarakat pinggiran kota tidak keberatan. Perbedaan kesediaan
mengonsumsi air olahan antara masyarakat cukup signifikan dan alasan yang diberikan oleh
setiap kelompok masyarakat sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pemenuhan kebutuhan
akan air(Ormerod, 2019).
Penelitian yang dilakukan ini berbeda dari penelitian sebelumnya dalam hal pemilihan
jenis mineral pada air yang diukur kadar adalah besi, kalsium, dan magnesium. Mineral ini
mempunyai fungsi yang penting dalam metabolisme tubuh. Mineral ini sangat penting
diketahui kadarnya dalam air yang dikonsumsi oleh masyarakat. Lokasi sampel air yang
diambil juga menjadi perhatian berkenaan dengan sumber dari air minum olahan tersebut
terhadap penerimaan masyarakatnya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi pengetahuan masyarakat untuk bersedia mengonsumsi air olahan dengan syarat air
tersebut memenuhi standar kelayakan sebagai air minum serta kaya akan mineral yang
menunjang kesehatan tubuh.
https://doi.org/10.22216/jk.v5i2.5717
Published by LLDIKTI Wilayah X
184
Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International
Reny Salim et. all | Keberadaan Mineral Penunjang Kesehatan Tubuh Pada Air Minum Isi Ulang
Jurnal Katalisator Vol 6 No. 2 (2021) 182-196
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif laboratorium. Sampel air
minum isi ulang diambil dengan menggunakan teknik sampling purposive. Depot air yang
akan dijadikan sampel diidentifikasi terlebih dahulu sumber airnya sebelum dinyatakan
sebagai sampel.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah gelas kimia 100 mL (Pyrex), pipet tentukur
(50 dan 5) mL (Pyrex), bola isap (Brand), kompor listrik, lemari asam, corong, labu ukur 50
mL (Pyrex), labu semprot, AAS Varian AA-240
Bahan yang digunakan
Penelitian ini menggunakan reagen asam nitrat pekat (MERCK), kertas saring Whatman No
41, aquadest, larutan besi (II) nitrat dalam asam nitrat dengan konsentrasi 1000 mg/L, larutan
magnesium nitrat dalam asam nitrat dengan konsentrasi 1000 mg/L, larutan kalsium nitrat
dalam asam nitrat dengan konsentrasi 1000 mg/L, larutan KCl 1%.
PROSEDUR PENELITIAN
A. Pengambilan Sampel
Sampel yang diambil adalah air isi ulang dari depot yang ada di kecamatan Siulak-Kerinci.
Depot air isi ulang yang berada di daerah ini ada sebanyak 9 depot. Sumber air dari 9 depot
ini berasal dari air PDAM, air dari gunung Kerinci, dan air sumur bor. Berdasarkan
sumbernya ini maka yang dijadikan sampel adalah air isi ulang dari depot yang sumbernya
berbeda (tabel 2)
B. Preparasi Sampel (Twyman, 2005)
Sebanyak 50 ml sampel dimasukan ke dalam gelas kimia 100 mL, lalu tambahkan asam nitrat
pekat sebanyak 5 ml. Lakukan penguapan campuran sampel dalam lemari asam
menggunakan kompor listrik hingga volume menjadi 20 ml. Setelah itu pindahkan larutan
tersebut ke labu ukur 50 ml untuk ditambahkan aquadest sampai tanda batas. Larutan sampel
uji siap untuk diukur kadar mineral logamnya dengan menggunakan AAS.
Tabel 2. Daftar Nama Depot Air Minum Isi Ulang Kecamatan Siulak-Kerinci
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nama Depot
Depot Berkah
Depot Raziq
Depot Legi
Depot Furqon
Depot Gaiza
Depot Oyim
Depot Onya
Depot Sesqua
Depot Zam-Zam
https://doi.org/10.22216/jk.v5i2.5717
Published by LLDIKTI Wilayah X
Sumber Air yang Digunakan
Air PDAM
Air Dari Gunung Kerinci
Air Sumur Bor
Air Sumur Bor
Air PDAM
Air PDAM
Air PDAM
Air PDAM
Air PDAM
185
Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International
Reny Salim et. all | Keberadaan Mineral Penunjang Kesehatan Tubuh Pada Air Minum Isi Ulang
Jurnal Katalisator Vol 6 No. 2 (2021) 182-196
C. Pembuatan Larutan Standar Seri
a. Larutan Standar Seri Besi (Badan Standardisasi Nasional, 2009)
Larutan induk besi (II) nitrat dalam asam nitrat 0,5 M mengandung besi sebanyak 1000
mg/L diencerkan menjadi 100 mg/L dengan cara mengambil 1 mL larutan 1000 mg/L
kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL kemudian ditambahkan asam nitrat 0,5 M
hingga tanda batas. Larutan standar seri besi yang dibuat mempunyai konsentrasi (0,5; 1;
1,5; 2; 2,5) mg/L. Larutan ini dibuat dari larutan induk yang berkonsentrasi 100 mg/L dengan
cara berturut-turut mengambil sebanyak (0,25; 0,5; 0,75; 1; 1,25) ml kemudian dimasukan
masing-masingnya ke dalam labu ukur 50 ml, tambahkan asam nitrat 0,5 M hingga tanda
batas.
b. Larutan Stadar Seri Magnesium (Badan Standarisasi Nasional, 2005)
Larutan induk magnesium nitrat dalam asam nitrat 0,5 M mengandung magnesium
sebanyak 1000 mg/L diencerkan menjadi 50 mg/L dengan cara mengambil 0,5 mL larutan
1000 mg/L kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL kemudian ditambahkan asam
nitrat 0,5 M hingga tanda batas. Larutan standar seri magnesium yang dibuat mempunyai
konsentrasi (0,5; 0,75; 1; 1,25; 1,5) mg/L. Larutan ini dibuat dari larutan induk yang
berkonsentrasi 50 mg/L dengan cara berturut-turut mengambil sebanyak (0,5; 0,75; 1; 1,25;
1,5) ml kemudian dimasukan masing-masingnya ke dalam labu ukur 50 ml, ditambahkan
asam nitrat 0,5 M hingga tanda batas.
c. Larutan Standar Seri Kalsium. (Badan Standarisasi Nasional, 2005)
Larutan induk kalsium nitrat dalam asam nitrat 0,5 M mengandung magnesium sebanyak
1000 mg/L diencerkan menjadi 100 mg/L dengan cara mengambil 1 mL larutan 1000 mg/L
kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL kemudian ditambahkan asam nitrat 0,5 M
hingga tanda batas. Larutan standar seri kalsium yang dibuat mempunyai konsentrasi (1; 1,5;
2; 2,5; 3) mg/L. Larutan ini dibuat dari larutan induk yang berkonsentrasi 100 mg/L dengan
cara berturut-turut mengambil sebanyak (0,5; 0,75; 1; 1,25; 1,5) ml kemudian dimasukan
masing-masingnya ke dalam labu ukur 50 ml, ditambahkan asam nitrat 0,5 M hingga tanda
batas.
D. Pengujian Secara Spektrofotometri Serapan Atom
Sampel yang telah siap selanjutnya diuji menggunakan SSA. Setiap sampel yang diuji
memiliki perbedaan pada lampu, gas nyala, dan panjang gelombang yang digunakan. Ketiga
faktor tersebut bergantung pada parameter yang diuji dan disesuaikan dengan SNI (Standar
Nasional Indonesia). Pada penelitian kali ini menggunakan parameter logam besi,
magnesium, dan kalsium.
E. Analisis data
Data yang diperolah dari hasil uji menggunakan AAS selanjutnya dianalisis
menggunakan analisis kuantitatif berupa hasil kalkulasi kadar logam berat tersebut dalam
satuan mg/L. Data kadar logam pada masing-masing sampel kemudian diolah secara
sederhana menggunakan persamaan regresi linier.
y = ax + b
https://doi.org/10.22216/jk.v5i2.5717
Published by LLDIKTI Wilayah X
186
Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International
Reny Salim et. all | Keberadaan Mineral Penunjang Kesehatan Tubuh Pada Air Minum Isi Ulang
Jurnal Katalisator Vol 6 No. 2 (2021) 182-196
Keterangan: y = absorbansi sampel
x = konsentrasi sampel
Pada logam kalsium dan magnesium kadar dihitung sebagai kesadahan dengan menggunakan
metode kalkulasi. Metode kalkulasi didasarkan pada analisis sejumlah kation divalent dalam
air menggunakan instrument khusus misalnya : AAS.
(Said, 2008)
Volume sampel adalah 50 mL
BE adalah bobot molekul dibagi dengan valensi yang dimiliki atom.
BE untuk kalsium = 20,039 amu, magnesium = 12, 1525 amu.
Bobot molekul untuk kalsium = 40, 078 amu, magnesium = 24, 305 amu.
Pada pengukuran kadar logam yang melebihi batas larutan standar maka perlu dilakukan
pengenceran terhadap sampel. Rumus pengenceran:
(Perkin Elmer Coorporation, 1996)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik sampling purposive yang dilakukan memberikan hasil terhadap sampel yang
diambil berupa perbedaan dari sumber air (tabel 3).
Tabel 3. Data Sumber Sampel Air Minum Isi Ulang
No
Sampel
Sumber
1
A
Air Gunung Kerinci
2
B
Air Sumur Bor
3
C
Air PDAM
Sampel A, B, dan C sebelum diukur dengan AAS terlebih dahulu didestruksi basah
dulu dengan asam nitrat pekat yang bertujuan untuk merombak mineral-mineral yang larut
dalam bentuk garam anorganik menjadi unsur-unsur logamnya (Kristianingrum, 2012).
Mineral Besi
Pengukuran absorbansi dari masing-masing konsentrasi larutan standar besi nitrat pada
panjang gelombang 248,3 nm menggunakan tipe nyala udara-asetilena (Rahayu, 2013) dapat
dilihat pada tabel 4. Hubungan antara konsentrasi dan absorbansi larutan standar memberikan
persamaan kurva regresi linier (gambar 1).
Tabel 4. Data Absorbansi Larutan Seri Standar Logam Besi (Fe)
Absorbansi
Absorbansi
Konsentrasi
No
(mg/L)
Rata-Rata
I
II
https://doi.org/10.22216/jk.v5i2.5717
Published by LLDIKTI Wilayah X
III
187
Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International
Reny Salim et. all | Keberadaan Mineral Penunjang Kesehatan Tubuh Pada Air Minum Isi Ulang
Jurnal Katalisator Vol 6 No. 2 (2021) 182-196
1
2
3
4
5
6
0,000
0,500
1,000
1,500
2,000
2,500
0,0014
0,0387
0,0802
0,1182
0,1612
0,1963
0,0011
0,0386
0,0796
0,1188
0,1628
0,1975
0,0004
0,0390
0,0802
0,1175
0,161
0,1975
0,0026
0,0385
0,0809
0,1184
0,1599
0,194
Tabel 4 menyajikan data absorbansi larutan standar besi dengan konsentrasi (0; 0,5;
1,0; 1,5; 2,0; 2,5) mg/L. Setiap konsentrasi larutan standar diukur dengan pengulangan 3 kali
untuk melihat penyebaran hasil pengukuran yang didapatkan tidak jauh berbeda atau merata.
Hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi dari larutan standar besi memberikan
hubungan linier dan persamaan linier sesuai dengan hukum Lambert-Beer.
Gambar 1. Grafik Larutan Standar Besi
Hubungan yang dihasilkan antara konsentrasi dengan absorbansi memberikan
persamaan regresi linier y = 0,0789 x + 0,0007 dengan nilai r = 0,9997. Menurut hukum
Lambert-Beer nilai r mendekati 1 memberikan makna bahwa nilai absorbansi sebesar 99%
dipengaruhi oleh konsentrasi dan hanya 1% yang dipengaruhi oleh faktor luar lainnya (Salim,
2020).
Setelah pengukuran terhadap larutan standar besi dilanjutkan dengan pengukuran kadar
besi pada sampel. Hasil pengukuran absorbansi sampel disajikan pada tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Data Absorbansi dan Konsentrasi Besi Pada Sampel Air Isi Ulang
Sampel
Absorbansi
Absorbansi
Konsentrasi
No
Rata-Rata
I
II
III
mg/L
1
A
0,0145
0,0151 0,0141 0,0143
0,175
2
B
0,0507
0,05
0,0508 0,0514
0,634
3
C
0,0111
0,0113 0,0113 0,0108
0,132
https://doi.org/10.22216/jk.v5i2.5717
Published by LLDIKTI Wilayah X
188
Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International
Reny Salim et. all | Keberadaan Mineral Penunjang Kesehatan Tubuh Pada Air Minum Isi Ulang
Jurnal Katalisator Vol 6 No. 2 (2021) 182-196
Data absorbansi rata-rata dari tiap sampel yang disajikan oleh tabel 5 dimasukan ke
dalam persamaan regresi linier yang diperoleh untuk menggantikan y sehingga nilai x dari
persamaan y = 0,0789x + 0,0007 dapat diperoleh dan disajikan pada gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2. Kadar Mineral Besi Pada Sampel Air Minum Isi Ulang
Data yang terlihat pada gambar 2 menyatakan kadar besi dari air sumur bor melebihi
standar maksimum besi yang diizinkan berada dalam air oleh Permenkes no 492 tahun 2010.
Menurut sumber asal air, air sumur bor mempunyai kandungan mineral besi yang cukup
tinggi dibandingkan dengan air permukaan. Secara geologis, mineral besi yang ada di alam
sangat mudah dijumpai dalam bentuk besi (II) karbonat pada tanah yang lapisan humusnya
tebal dan kedap udara. Batuan yang mengandung mineral besi juga dapat memperkaya
kandungan besi pada air tanah. Air tanah yang mengandung ion fero tidak memperlihatkan
warna (jernih) namun setelah terkontak dengan udara maka fero (Fe2+) akan teroksidasi
menjadi feri (Fe3+) memberikan pewarnaan pada air berupa endapan coklat kemerahan
ataupun pewarnaan coklat kemerahan dan bau amis seperti karat besi. Bau dan warna ini
dapat melekat pada baju dan peralatan rumah tangga serta menyumbat pipa saluran air (Misa,
2019).
Kadar besi pada air dapat diperkecil dengan mengolahnya secara aerasi, ion exchange,
filtrasi menggunakan media pasir kuarsa, arang aktif, dan kerikil. Manusia membutuhkan
mineral besi untuk sintesis haemoglobin. Tubuh manusia tidak mampu mensekresikan besi
sehingga berlebihnya kadar mineral besi dalam jumlah banyak pada tubuh akan
mengakibatkan rusaknya dinding usus dan menyebabkan kematian. Secara estetika, kelebihan
mineral besi dalam air menyebabkan bau amis pada kadar lebih dari 10 mg/L(Febrina, 2014).
Tubuh manusia membutuhkan mineral besi perhari sekitar 1-3 mg yang berasal dari
asupan sayuran berdaun hijau, daging merah, dan makanan lain (sereal) yang difortifikasi.
Manusia mendapatkan rata-rata asupan mineral besi sebanyak 16 mg/hari jika asupan
(makanan dan minuman) yang dikonsumsi mengandung mineral besi(Hudgins, 2018).
Manusia yang kadar mineral besinya berlebih secara serius akan mengalami gejala berupa
https://doi.org/10.22216/jk.v5i2.5717
Published by LLDIKTI Wilayah X
189
Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International
Reny Salim et. all | Keberadaan Mineral Penunjang Kesehatan Tubuh Pada Air Minum Isi Ulang
Jurnal Katalisator Vol 6 No. 2 (2021) 182-196
kelelahan, kondisi nyeri, fibrosis hati dan sirosis hingga kanker hati, sesak nafas sebagai
gejala kardiomiopati(Shander,2010).
Penelitian berkaitan dengan keberadaan mineral besi dalam air minum dilakukan oleh
Karakochuk, et.al. pada rumah penduduk di provinsi Prey Veng-Kamboja. Penelitian ini
bertujuan untuk mengukur kadar mineral besi pada air tanah dan berhipotesis bahwa mineral
besi yang ada pada air tanah tersebut dapat meningkatkan konsentrasi ferinitin wanita.
Penelitian ini memberikan informasi kadar mineral besi sampel air tanah di seluruh rumah
penduduk berkisar antara 134 hingga 5200 g/L. Nilai ini melebihi batasan standar WHO
2011 (300 gram/L) yang mempertimbangkan efek estetika dari mineral besi pada air minum.
Jika setiap hari penduduk di tempat ini mengonsumsi 3 liter/hari air tersebut berarti telah
mengonsumsi 0,4-15,6 mg/hari. Ini berarti kebutuhan zat besi dari wanita yang menjadi
penduduk di tempat ini terpenuhi dengan baik namun sayangnya hasil yang didapat itu tidak
dari hasil percobaan secara langsung melainkan berdasarkan data bahwa penduduk wanita di
daerah tersebut memiliki kadar ferinitin yang baik sesuai standar (Karakochuk et al., 2015).
Mineral Magnesium
Mineral magnesium merupakan salah satu jenis mineral penting yang dibutuhkan tubuh
manusia sebagai pelapis tulang dan gigi dari kerapuhan, merelaksasi otot dan saraf sehingga
membuat tekanan darah menjadi normal, mencegah depresi, migrain, serta insomnia,
mengatur kadar gula darah bersama hormon insulin(Suryanto, 2020). Mineral magnesium
dapat ditemukan pada bayam, biji chia, kentang, coklat hitam, brokoli, dan buah alpukat.
Sebuah penelitian berkaitan dengan kurangnya mineral magnesium pada tubuh berdampak
pada demensia diamati dari air minum yang dikonsumsi oleh warga di wilayah tengah Israel
yaitu Rehovot dan Kfar Saba. Penduduk pada kota Rehovot sepenuhnya mengonsumsi air
desanilasi sedangkan Kfar Saba mengonsumsi air tanah. Kadar mineral magnesium pada air
desanilasi menurun secara signitifikan dibandingkan sebelumnya. Kekurangan magnesium
menyebabkan hipomagnesia. Mineral magnesium bertindak sebagai relaksasi otot dan syaraf
jika berkurang maka akan merangsang terjadinya sekresi mediator inflamasi yang memicu
demensia (Zaken, 2020).
Pengukuran kadar mineral magnesium pada air menggunakan AAS dilakukan pada
panjang gelombang 202,6 nm menggunakan nyala udara-asetilena (Perkin Elmer
Coorporation, 1996). Data pengukuran absorbansi deret konsentrasi larutan standar
magnesium dari (0; 0,5; 0,75; 1; 1,25; 1,5) mg/L disajikan pada tabel 6 dan hubungan antara
data absorbansi dengan konsentrasi disajikan pada gambar 3.
Tabel 6. Data Absorbansi Larutan Seri Standar Logam Magnesium (Mg)
No
1
2
3
4
5
6
Konsentrasi
(mg/L)
0,000
0,500
0,750
1,000
1,250
1,500
Absorbansi
Rata-Rata
0,0003
0,0195
0,0294
0,0406
0,0516
0,0612
https://doi.org/10.22216/jk.v5i2.5717
Published by LLDIKTI Wilayah X
I
0,0000
0,0197
0,03
0,0408
0,052
0,0609
Absorbansi
II
0,0004
0,0191
0,0291
0,0403
0,0515
0,0615
III
0,0004
0,0196
0,0291
0,0407
0,0512
0,0613
190
Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International
Reny Salim et. all | Keberadaan Mineral Penunjang Kesehatan Tubuh Pada Air Minum Isi Ulang
Jurnal Katalisator Vol 6 No. 2 (2021) 182-196
Tabel 6 memperlihatkan absorbsi radiasi atom magnesium dari larutan standar magnesium
yang digunakan. Besarnya serapan yang dihasilkan sebanding dengan kadar magnesium
dalam larutan (Anshori, 2005).
Gambar 3. Grafik Larutan Standar Magnesium.
Hubungan konsentrasi larutan standar magnesium dengan nilai absorbansi masingmasingnya memberikan persamaan regresi linier : y = 0,0411x - 0,0005. Persamaan ini
mempunyai nilai koefisien korelasi sebesar 0,9995. Nilai koefisien korelasi mendekati 1
memberikan makna bahwa nilai absorbansi sebesar 99% dipengaruhi oleh konsentrasi dan
hanya 1% yang dipengaruhi oleh faktor lain seperti cara kerja.
Pengukuran kadar magnesium pada sampel air isi ulang memerlukan pengenceran
sehingga terjadi perbedaan antara kadar larutan uji dengan sampel awal. Nilai absorbansi
yang didapatkan dari setiap sampel dimasukan ke dalam persamaan regresi yang didapatkan
sebagai nilai y sehingga didapatkan nilai x yang menyatakan kadar magnesium dalam larutan
uji kemudian dikalikan dengan faktor pengenceran sehingga diperoleh kadar magnesium
dalam sampel air isi ulang. Data absorbansi dan kadar magnesium disajikan pada tabel 7.
Tabel 7. Data Absorbansi dan Konsentrasi Magnesium Sampel Air Isi Ulang
No Sumber Absorbansi
Absorbansi
Air
Rata-Rata
I
II
III
Galon
1
A
0,0578
0,0581 0,0576 0,0578
2
B
0,0329
0,0336 0,0323 0,0328
3
C
0,0335
0,0331 0,0335
0,034
Faktor
Pengenceran
Konsentrasi
mg/L
1
2
2
1,419
1,625
1,656
Tabel 7 memperlihatkan kadar magnesium pada air minum galon isi ulang konsetrasi
tertinggi terdapat pada air PDAM yaitu 1,656 mg/L. Air PDAM merupakan air olahan yang
berasal dari berbagai sumber mata air seperti air permukaan ataupun air tanah sehingga kadar
https://doi.org/10.22216/jk.v5i2.5717
Published by LLDIKTI Wilayah X
191
Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International
Reny Salim et. all | Keberadaan Mineral Penunjang Kesehatan Tubuh Pada Air Minum Isi Ulang
Jurnal Katalisator Vol 6 No. 2 (2021) 182-196
magnesium yang tinggi ini disebabkan oleh lingkungan air yang kaya akan magnesium
(Tiwari, 2017).
Mineral Kalsium
Mineral kalsium merupakan mineral penting lainnya bagi kekuatan susunan dan
pemeliharaan tulang dan gigi, pengerutan dan penegangan otot, dan pendukung kinerja organ
tubuh lainnya dalam sistim metabolisme. Tubuh tidak dapat memproduksi kalsium sendiri
sehingga asupan kalsium sangat dibutuhkan baik dari makanan maupun minuman yang ada.
Makanan yang menjadi sumber kalsium adalah sayuran hijau, susu dan produk olahannya,
dan makanan laut seperti ikan sarden (Sendari, 2021).
Pengukuran kadar kalsium pada sampel air minum isi ulang menggunakan AAS pada
panjang gelombang 422,7 nm dengan nyala dinitrogen monoksida-asetilena. Data absorbansi
larutan seri standar kalsium disajikan pada tabel 8.
Tabel 8. Data Absorbansi Larutan Seri Standar Logam Kalsium (Ca)
No
1
2
3
4
5
6
Konsentrasi
(mg/L)
0,000
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
Absorbansi
Rata-Rata
-0,0017
0,2422
0,3636
0,4857
0,6062
0,7166
I
-0,0011
0,243
0,3603
0,4824
0,6114
0,7122
Absorbansi
II
-0,0017
0,2393
0,3636
0,4914
0,6004
0,7215
III
-0,0022
0,2443
0,367
0,4833
0,6068
0,716
Tabel 8 memperlihatkan absorbsi radiasi atom kalsium dari larutan standar kalsium yang
digunakan. Besarnya serapan yang dihasilkan sebanding dengan kadar kalsium dalam larutan
tersebut (Anshori, 2005). Hubungan antara konsentrasi larutan seri standar dengan nilai
absorbansi disajikan pada gambar 4.
Gambar 4. Grafik Larutan Standar Kalsium.
https://doi.org/10.22216/jk.v5i2.5717
Published by LLDIKTI Wilayah X
192
Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International
Reny Salim et. all | Keberadaan Mineral Penunjang Kesehatan Tubuh Pada Air Minum Isi Ulang
Jurnal Katalisator Vol 6 No. 2 (2021) 182-196
Gambar 4 menyajikan grafik larutan standar kalsium dan persamaan kurva regresi
liniernya yaitu y = 0,2405 x + 0,0012. Persamaan ini mempunyai koefisien korelasi (r)
sebesar 0,999. Nilai r yang diperoleh mendekati 1 menyatakan nilai absorbansi yang
diperoleh sebesar 99% dipengaruhi oleh konsentrasi dan 1% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Pengukuran terhadap sampel air isi ulang untuk kadar kalsium disajikan pada tabel 9
yaitu nilai absorbansi, faktor pengenceran, dan konsentrasi kalsium. Kadar kalsium pada
sampel uji cukup tinggi sehingga perlu diencerkan terlebih dahulu sesuai prinsip pengukuran
kadar logam dengan AAS. Konsentrasi kalsium diperoleh dengan menggantikan nilai y
dengan nilai absorbansi kemudian dimasukan ke dalam persamaan regresi linier yang
diperoleh. Nilai x yang diperoleh dikalikan dengan faktor pengenceran untuk memperoleh
konsentrasi kalsium pada sampel air minum isi ulang.
Tabel 9. Data Absorbansi dan Konsentrasi Kalsium Sampel Air Galon
No
1
2
3
Sumber
Air
Galon
A
B
C
Absorbansi
Absorbansi
Rata-Rata
I
II
III
0,5554
0,3331
0,3072
0,5616
0,3394
0,3134
0,5523
0,3271
0,3047
0,5523
0,3328
0,3035
Faktor
Pengenceran
Konsentrasi
mg/L
5
5
5
11,522
6,900
6,362
Kalsium dan magnesium adalah mineral yang terdapat pada air dan dikenal dengan
nama kesadahan. Air sadah mengandung mineral kalsium karbonat dan magnesium karbonat.
Karakteristik air sadah yaitu meninggalkan kerak putih pada ketel air minum setelah air
tersebut dipanaskan, membuat sabun sukar berbuih. Air sadah memberikan dampak negatif
bagi kesehatan manusia dalam hal menyebabkan penyumbatan pembuluh darah jantung dan
batu ginjal (Nyoman, 2018). Pernyataan mengenai adanya pengaruh kuat terhadap kadar
kalsium yang tinggi pada air minum terhadap pembentukan batu pada saluran kemih dari
penelitian Schwartz di Walter Reed Hospital, Washington DC tidak memperlihatkan hal
demikian namun kadar kalsium pada urin pasien yang membentuk batu ginjal dapat
dipengaruhi oleh kadar kalsium pada air yang dikonsumsinya (Schwartz, 2002). Kalsium
yang terdapat pada tubuh berkaitan dengan kepadatan tulang. Kalsium sedikit berperan
terhadap pencegahan atau pengobatan osteoporosis.(Cipriani-Avila et al., 2020)
Kadar kalsium dan magnesium sampel air minum isi ulang yang diperoleh dalam
pengukuran secara AAS ini perlu dianalisis dengan menggunakan metode kalkulasi. Hasil
dari perhitungan menggunakan persamaan metode kalkulasi memberikan nilai dari kadar
magnesium dan kalsium pada tabel 10.
Tabel 10. Data Kadar Kesadahan dari Air Minum Isi Ulang
No
1
2
3
Sumber Air Galon Kadar Kalsium
(mg/L)
A
28.749
B
17.217
C
15.873
https://doi.org/10.22216/jk.v5i2.5717
Published by LLDIKTI Wilayah X
Kadar Magnesium
(mg/L)
5.840
6.687
6.814
Kesadahan Total
(mg/L)
34.589
23.904
22.687
193
Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International
Reny Salim et. all | Keberadaan Mineral Penunjang Kesehatan Tubuh Pada Air Minum Isi Ulang
Jurnal Katalisator Vol 6 No. 2 (2021) 182-196
Batasan kesadahan pada air minum isi ulang yang diizinkan oleh (Permenkes RI, 2010)
adalah 500 mg/L. Tabel 10 memperlihatkan nilai kesadahan dari 3 sampel air minum isi
ulang masih berada jauh di bawah batas maksimum yang diizinkan sehingga dapat dikatakan
untuk kesadahan air minum isi ulang ini masih aman. Air minum isi ulang yang beredar di
masyarakat terjaga mutunya dengan baik. Hal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Masyarakat yang sehat jasmani akan memiliki rohani yang sehat juga. Pemerintah melalui
BPOM terus memantau kinerja depot air minum isi ulang yang beredar di masyarakat.
Jaminan pengawasan oleh BPOM ini diatur oleh Undang-Undang Perlindungan Konsumen
No 8 tahun 1999 dan Peraturan Menteri No 43 Tahun 2104 mengenai Higiene Sanitasi Depot
Air Minum (Zahra, 2021).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pengukuran yang dilakukan dengan AAS diperoleh data kadar
besi dan kesadahan dari 3 sumber air (air gunung Kerinci, air sumur bor, air PDAM) yang
digunakan berturut-turut adalah (0,175 dan 34,589; 0,634 dan 23,904; 0,132 dan 22,687)
mg/L. Data yang diperoleh memperlihatkan kadar besi dari air sumur bor melampaui ambang
batas maksimum yang diizinkan sedangkan sumber air yang lainnya telah memenuhi batas
maksimum yang diizinkan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam penelitian ini penulis mendapatkan bantuan tenaga dan ide dari mahasiswa dan
tenaga laboran LLDIKTI X. Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuannya. Semoga
hasil penelitian yang dituliskan dalam artikel ini bermanfaat bagi penulis lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, A. J. (2005). Materi Ajar Spektrofotometri Serapan Atom (pp. 1–10). pp. 1–10.
Armstrong, L. E., & Johnson, E. C. (2018). Water intake, water balance, and the elusive daily
water requirement. Nutrients, 10(12), 1–25. https://doi.org/10.3390/nu10121928
Badan Standardisasi Nasional. (2009). Air dan Air Limbah - Bagian 4: Cara Uji besi (Fe)
Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) - Nyala. Badan Standarisasi Nasional, 1–
9.
Badan Standarisasi Nasional. (2005). Air dan Air Limbah-Bagian 56: Cara Uji Kadar
Kalsium Dengan AAS. Badan Standarisasi Nasional, pp. 1–9.
Cipriani-Avila, I., Molinero, J., Jara-Negrete, E., Barrado, M., Arcos, C., Mafla, S., …
Ochoa-Herrera, V. (2020). Heavy metal assessment in drinking waters of Ecuador:
Quito, Ibarra and Guayaquil. Journal of Water and Health, 18(6), 1050–1064.
https://doi.org/10.2166/wh.2020.093
Dore, M. P., Pes, G. M., & Realdi, G. (2021). Health properties of the Italian San Martino®
mineral-rich water: A self-controlled pilot study. Biomedicine and Pharmacotherapy,
138, 111509. https://doi.org/10.1016/j.biopha.2021.111509
Febrina, A., & Ayuna, A. (2014). Studi Penurunan Kadar Besi (Fe) Dan Mangan (Mn) Dalam
Air Tanah Menggunakan Saringan Keramik. Jurnal Teknologi, 7(1), 35–44. Retrieved
from https://jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek/article/download/369/341
Hudgins, J., Lambert, N., Duranceau, S., & Butler, J. R. (2018). Assessing the spatial pattern
https://doi.org/10.22216/jk.v5i2.5717
Published by LLDIKTI Wilayah X
194
Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International
Reny Salim et. all | Keberadaan Mineral Penunjang Kesehatan Tubuh Pada Air Minum Isi Ulang
Jurnal Katalisator Vol 6 No. 2 (2021) 182-196
of iron in well water from a small central Florida community. Journal of Water and
Health, 16(1), 87–92. https://doi.org/10.2166/wh.2017.157
Karakochuk, C. D., Murphy, H. M., Whitfield, K. C., Barr, S. I., Vercauteren, S. M.,
Talukder, A., … Green, T. J. (2015). Elevated levels of iron in groundwater in Prey
Veng province in Cambodia: A possible factor contributing to high iron stores in
women.
Journal
of
Water
and
Health,
13(2),
575–586.
https://doi.org/10.2166/wh.2014.297
Kristianingrum, S. (2012). Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya. Seminar
Nasional Penelitian, Pendidikan Dan Penerapan MIPA, 2(3), 195–202.
Misa, A., D. (2019). Hubungan Kedalaman Sumur Bor Dengan Kadar Besi (Fe) dan Mangan
(Mn) di Kelurahan Malendeng Kecamatan PAAL 2 Kota Manado. JKL, 9(1), 62–68.
Retrieved from https://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017Eng8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y%0Ahttps://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbeco.2008.
06.005%0Ahttps://www.researchgate.net/publication/305320484_
Mora-Alvarado, D. A., Portuguez-Barquero, C. F., Alfaro-Herrera, N., & HernándezMiraulth, M. (2015). Diferencias de dureza del agua y las tasas de longevidad en la
península de nicoya y los otros distritos de Guanacaste. Revista Tecnología En Marcha,
28(3), 3. https://doi.org/10.18845/tm.v28i3.2407
Nyoman, R. N., Amri, I., & Harun, H. (2018). Perbandingan Kadar Kesadahan Air PDAM
dan Air Sumur Suntik Kelurahan Tondo Kota Palu Tahun 2017. MEDIKA TADULAKO
(Jurnal Ilmiah Kedokteran), 5(3), 12–21. Retrieved from jurnal.untad.ac.id
Ormerod, K.J., Redman, S., & Kelley, S. (2019). Public perceptions of potable water reuse,
regional growth, and water resources management in the Reno-Sparks area of northern
Nevada,
USA.
City
and
Environment
Interactions,
2,
100015.
https://doi.org/10.1016/j.cacint.2019.100015
Patterson, K. Y., Pehrsson, P. R., & Perry, C. R. (2013). The mineral content of tap water in
United States households. Journal of Food Composition and Analysis, 31(1), 46–50.
https://doi.org/10.1016/j.jfca.2013.03.004
Perkin Elmer Coorporation. (1996). Analytical Methods for Atomic Absorption
Spectroscopy. In Analytical Methods (p. 216).
Permenkes RI. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Peraturan Mentri
Kesehatan Republik Indonesia, p. MENKES.
Pinatih, G. N. I. (2020). Healthy food to support healthy life. Bali Medical Journal, 9(1),
380–385. https://doi.org/10.15562/bmj.v9i1.1794
Rahayu, B., & Napitupulu, M., T. (2013). ANALISIS LOGAM ZINK (Zn) DAN BESI (Fe)
AIR SUMUR DI KELURAHAN PANTOLOAN KECAMATAN PALU UTARA.
Jurnal Akademika Kimia, 2(1), 1–4.
Said, N. I., R. (2008). Penghilangan Kesadahan Di Dalam Air Minum. In Teori dan
Pengalaman Praktis (pp. 387–442).
Salim, R., S. (2020). Aktivitas Antioksidan Si Ungu Mentawai. Jurnal Katalisator, 5(1), 17.
https://doi.org/10.22216/jk.v5i1.5275
Salim, R., & Taslim, T. (2021). Edukasi Manfaat Air Mineral Pada Tubuh Bagi Anak
Sekolah Dasar Secara Online. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 27(2), 126–135.
Schwartz, B. F., Schenkman, N. S., Bruce, J. E., Leslie, S. W., & Stoller, M. L. (2002).
Calcium nephrolithiasis: Effect of water hardness on urinary electrolytes. Urology,
60(1), 23–27. https://doi.org/10.1016/S0090-4295(02)01631-X
https://doi.org/10.22216/jk.v5i2.5717
Published by LLDIKTI Wilayah X
195
Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International
Reny Salim et. all | Keberadaan Mineral Penunjang Kesehatan Tubuh Pada Air Minum Isi Ulang
Jurnal Katalisator Vol 6 No. 2 (2021) 182-196
Sendari, A. A. (2021). 7 Fungsi Kalsium Bagi Tubuh, dari Tulang Sampai Otak - Hot
Liputan6.
Shander, A., & Sazama, K. (2010). Clinical consequences of iron overload from chronic red
blood cell transfusions, its diagnosis, and its management by chelation therapy.
Transfusion, 50(5), 1144–1155. https://doi.org/10.1111/j.1537-2995.2009.02551.x
Suryanto, S. (2020). Manfaat Magnesium Buat Kesehatan. Kemenkes Padk, p. 1. Retrieved
from https://www.padk.kemkes.go.id/article/read/2021/02/01/46/5-m-dimasa-pandemicovid-19.
Tiwari, A. K., Singh, A. K., Singh, A. K., & Singh, M. P. (2017). Hydrogeochemical analysis
and evaluation of surface water quality of Pratapgarh district, Uttar Pradesh, India.
Applied Water Science, 7(4), 1609–1623. https://doi.org/10.1007/s13201-015-0313-z
Twyman, R. M. (2005). Sample Dissolution for Elemental Analysis - Wet Digestion.
Encyclopedia
of
Analytical
Science:
Second
Edition,
146–153.
https://doi.org/10.1016/B0-12-369397-7/00539-2
WHO. (2005). Nutrients in Drinking Water: Water, Sanitation and Health. WHO Press,
Geneva, Switzerland, pp. 1–196.
Zahra, S. F. (2021). Studi kasusu Depot Air Minum “Shaffin Water” di Kota Tebing Tinggi.
Zaken, S. Ben, Simantov, O., Abenstein, A., Radomysky, Z., & Koren, G. (2020). Water
desalination, serum magnesium a n d dementia: A population-based study. Journal of
Water and Health, 18(5), 722–727. https://doi.org/10.2166/wh.2020.132
https://doi.org/10.22216/jk.v5i2.5717
Published by LLDIKTI Wilayah X
196
Copyrights by Attribution-NonCommercial 4.0 International