, mengatakan bahwa istilah komunikasi massa dicetuskan pada awal abad ke-20 untuk menggambarkan fenomena sosial baru dan ciri utama dari dunia baru yang muncul yang dibangun pada fondasi industrialisme dan demokrasi populer. Janowitz ,...
more, mengatakan bahwa istilah komunikasi massa dicetuskan pada awal abad ke-20 untuk menggambarkan fenomena sosial baru dan ciri utama dari dunia baru yang muncul yang dibangun pada fondasi industrialisme dan demokrasi populer. Janowitz , dalam McQuail (2012, h.62), menjelaskan bahwa "Komunikasi massa terdiri atas lembaga dan teknik dari kelompok tertentu yang menggunakan alat teknologi (pers, radio, film, dan sebagainya) untuk menyebarkan konten simbolis kepada khalayak yang besar, heterogen, dan sangat tersebar." Jay Black van Frederick C dalam Nurudin (2007), menyebutkan bahwa komunikasi massa adalah proses penyebaran pesan yang diproduksi secara massal kepada penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. Sedangkan menurut Nurudin (2007), komunikasi massa adalah studi media massa serta pesan yang dihasilkan, audience yang akan diraih, dan efek yang akan dihasilkan. Serupa dengan kedua tokoh tersebu, Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble dalam Nurudin (2007), mengatakan bahwa sesuatu dapat dikatakan sebagai komunikasi massa apabila melengkapi beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain komunikator yang mengandalkan peralatan modern, adanya komunikan yang anonim dan tidak saling mengenal, pesan yang dapat diterima banyak orang, komunikator berupa lembaga, adanya gatekeeper sebagai pengawas, dan feedback yang tertunda. untuk melaporkan prestasi-prestasi yang telah diraih oleh seluruh elemen masyarakat di Jawa Timur, baik itu dari kalangan birokrat pemerintah, akademisi, ataupun praktisi. Kominfo.jatimprov.go.id berbeda dengan media-media lainnya. Hal ini dapat dilihat dari cara media tersebut memberitakan pemerintahan Jawa Timur. Ketika media swasta berusaha mempertanyakan manfaat dan menampilkan dampak negatif suatu kebijakan, kominfo.jatimprov.go.id berusaha memaparkan manfaat dan memproyeksikan dampak positif suatu kebijakan. Kominfo.jatimprov.go.id diibaratkan sebagai media yang berusaha memberikan klarifikasi atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul di media lainnya. Perbedaan juga dapat dilihat dari gaya bahasa yang digunakan dalam setiap berita di kominfo.jatimprov.go.id. Pemilihan kata yang bernilai positif menjadi hal yang harus dilakukn oleh wartawan kominfo.jatimprov.go.id dalam menuliskan berita yang akan ditampilkan di website Dinas Kominfo Jatim. Hal tersebut dapat dilihat pada pemberitaan mengenai sengketa tanah antara Kodam V/Brawijaya dengan warga Wedoro Anom Gresik. Di media online lainnya (kabargresik.com), terdapat pemberitaan yang menjelaskan bahwa pihak Kodam V/Brawijaya tidak bersedia menemui perwakilan warga untuk mengetahui kejelasan masalah sengketa. Website Dinas Kominfo tidak menampilkan pemberitaan mengenai permasalahan yang dibahas oleh kabargresik.com. Tetapi website Dinas Kominfo hanya menampilkan berita yang di dalamnya mengandung informasi kesediaan Kodam V/Brawijaya untuk mengadakan pertemuan dengan perwakilan warga dengan judul berita "Sengketa Tanah, Kodam V/Brawijaya Ajak Dialog Warga Desa Wedoro Anom Gresik."