© Muhammad Nurcahyo Pratomo
RANGKUMAN ARTIKEL – MUHAMMAD NURCAHYO PRATOMO
ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)
Definisi ERP
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi
perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan
proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi, maupun distribusi di
perusahaan bersangkutan.
Secara garis besar, ERP bisa digambarkan sebagai perkakas manajemen yang menyeimbangkan
persediaan dan permintaan perusahaan secara menyeluruh, berkemampuan untuk
menghubungkan pelanggan dan supplier dalam satu kesatuan rantai ketersediaan, mengadopsi
proses-proses bisnis yang telah terbukti dalam pengambilan keputusan, dan mengintegrasikan
seluruh bagian fungsional perusahaan; sales, marketing, manufacturing, operations, logistics,
purchasing, finance, new product development, dan human resources. Sehingga bisnis dapat
berjalan dengan tingkat pelayanan pelanggan dan produktifitas yang tinggi, biaya dan inventory
yang lebih rendah, dan menyediakan dasar untuk e-commerce yang efektif.
Sejarah Singkat ERP
ERP berkembang dari manufacturing resouces planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah
hasil evalusi dari material requirement planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem
ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi persediaan
(inventori), pengapalan, invois dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti
akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi,
manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
Enterprise Resource Planning (ERP) dan pendahulunya, Manufacturing Resource Planning
(MRP II), memungkinkan terjadinya kemajuan yang sangat besar dalam manajemen prosesproses manufakturing. ERP juga salah satu faktor penyumbang pada performa ekonomi
Amerika yang luar biasa pada era 1990-an. Tidak diragukan bahwa ERP adalah tonggak sejarah
dalam proses industri.
Teknologi dalam Sistem ERP
Teknologi enterprise resources planning (ERP) dapat mengintegrasikan fungsi marketing,
fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi produksi, dan fungsi
lainnya.
1
© Muhammad Nurcahyo Pratomo
RANGKUMAN ARTIKEL – MUHAMMAD NURCAHYO PRATOMO
ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)
ERP telah berkembang sebagai alat integrasi, memiliki tujuan untuk mengintegrasikan semua
aplikasi perusahaan ke pusat penyimpanan data dengan mudah diakses oleh semua bagian yang
membutuhkan.
Integrasi data pada teknologi ERP dilakukan dengan single data entry (sebuah departemen
fungsi memasukkan data, maka data ini dapat digunakan oleh fungsi-fungsi lainnya pada
perusahaan).
ERP merupakan suatu proses perencanaan bisnis terintegrasi beserta eksekusinya guna
mencapai fungsi-fungsi dari proses bisnis itu. ERP mengelola operasi dan fungsi-fungsi
pendukung dari industri manufaktur dengan harus memperhatikan sumber-sumber daya kritis
dari perusahaan.
Fungsi-fungsi perusahaan yang harus dilibatkan dalam suatu proses ERP adalah perencanaan
bisnis (visi, misi, dan perencanaan strategik), peramalan, proses MRP II (master planning,
perencanaan produksi, pembelian, manajemen persediaan, pengendalian aktivitas, dan
pengukuran kinerja manufakturing), finansial (payroll, penetapan biaya produksi, hutang,
piutang, harta tetap, general ledger), sumber daya manusia, sistem informasi, rekayasa, pabrik
dan peralatan, dan lain-lain.
MRP II atau perencanaan sumber daya manufakturing (Manufacturing Resource Planning)
merupakan pusat dari ERP. Sebelum memahami tentang proses ERP perlu dijelaskan secara
singkat tentang proses MRP II, karena MRP II merupakan bagian kunci dari ERP.
Juga penting untuk dipahami bahwa ukuran-ukuran kinerja (performance measures) dari MRP
II harus digunakan untuk aktivitas perencanaan bisnis dalam sistem ERP.
Proses perencanaan sumber daya manufakturing (MRP II) yang mencakup: perencanaan
produksi, perencanaan kapasitas (rough-cut capacity planning), penjadualan produksi induk
(MPS), perencanaan kebutuhan material (MRP), pembelian, manajemen persediaan,
pengendalian aktivitas produksi.
2
© Muhammad Nurcahyo Pratomo
RANGKUMAN ARTIKEL – MUHAMMAD NURCAHYO PRATOMO
ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)
Proses ERP dalam system manufactur ditunjukan oleh gambar berikut :
Gambar 1
Closed-loop Proses ERP
Dari Gambar 1 dapat dijelaskan mekanisme kerja dari sistem ERP sebagai berikut, Perencanaan
bisnis merupakan langkah pertama dari ERP dan merupakan landasannya.
Perencanaan bisnis dimulai dengan penetapan pernyataan visi dan misi dari perusahaan.
Pernyataan visi akan menjadi pedoman bagi stakeholders dalam mengelola perusahaan menuju
ke masa depan yang diinginkan. Sedangkan pernyataan misi biasanya mendefinisikan secara
garis besar tentang keberadaan dari perusahaan itu.
Bentuk pernyataan umum dari suatu misi, misalnya: Misi dari perusahaan ini adalah
memberikan produk berkualitas superior kepada pelanggan. Pernyataan misi biasanya
3
© Muhammad Nurcahyo Pratomo
RANGKUMAN ARTIKEL – MUHAMMAD NURCAHYO PRATOMO
ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)
berkaitan dengan pilihan produk dan pasar, jarang menyebutkan isuisu keuangan. Setelah
formulasi misi maka tujuan strategic ditetapkan untuk perusahaan itu.
Modul yang di Terapkan dalam Sistem ERP
Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi serta modul
pendukung yakni Finansial dan Akunting serta Sumber Daya Manusia. Tapi untuk lebih jelasnya
kita akan mencoba untuk membahas semua modul yang bisa diterpakan.
1. MATERIAL AND CAPACITY PLANNING 1
Modul ini digunakan untuk membuat simulasi berbagai skenario alternatif perencanaan
dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan untukk menentukan komponen atau
rakitan yang harus dibuat atau dibeli dan kapan harus membuat atau membeli.
Paket aplikasi ini mampu menghasilkan rekomendasi untuk membuat atau
memproduksi suatu komponen, dimana komponen diperlukan, rekomendasi perubahan
atas sebuah rencana untuk mencegah penggunaan sebuah work center secara
berlebihan atau kurang pemanfaatannya.
2. MATERIAL AND CAPACITY PLANNING 2
Sistem ini juga dilengkapi dengan electronic planning board, yaitu memudahkan
tampilan grafis sehingga dapat memberikan gambaran atas perubahan pada
pemanfaatan kapasitas dengan segera Menampilkan semua produksi yang dijadwalkan,
status produksi saat ini, pemanfaatan dan ketersediaan kapasitas dan material
3. SHOP FLOOR CONROL
Mendukug fleksibilitas dan adaptasi yang cepat atas perubahan kebutuhan dalam
perencanaan dan kendali shop floor, Dapat mencetak order shop setiap saat diperlukan
atau setiap terjadi realokasi material.
Cetakan order ini memberikan fleksibilitas bagi seorang shop foreman untuk membuat
salinan jika order harus dibagi menjadi dua operator. Dapat memonitor dan menjaga
kapabilitas shop order, evaluasi dan penyesuaian tahapan operasi dan komponennya.
Order dapat dijadwalkan ulang, maju atau mundur
4. QUALITY MANAGEMENT
Mendukung proses studi banding (benchmarking) Fasilitas ini memungkinkan
perusahaan untuk mendefinisikan proses berulang, analisis akar masalah dan perbaikan
yang kontinu atas proses produksi Menawarkan pendekatan yang terbaik bagi
spesifikasi dokumentasi dan memungkin organisasi untuk menstandarisasi dan
menyederhanakan proses jaminan mutu dan fungsi kendali.
5. JUST IN TIME/REPETITIVE MANUFAKTURING
Modul ini mendukung implementasi konsep just in time pada proses produksi.. Fitur ini
memungkinkan fasilitas produksi untuk melakukan transisi dan discrete manufakturing
ke JIT
Misalnya; jika pola permintaan sebuah item menjadi lebih stabil dan menunjukkan pola
yang berulang, maka jadwal produksi dapat diinisialisasi meskipun produk tersebut
tidak dirancang untuk ratebased.
4
© Muhammad Nurcahyo Pratomo
RANGKUMAN ARTIKEL – MUHAMMAD NURCAHYO PRATOMO
ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)
Sejalan dengan waktu, ketika pola permintaan barang tersebut berkembang, maka pola
produksi barang tersebut dapat diubah menjadi penjadwalan ratebased production
sepenuhnya.
6. COST MANAGEMENT
Modul ini menyediakan informasi biaya pada berbagai tingkatan yang dapat membantu
perusahaan mengidentifikasi penentu biaya dan mengurangi biaya produksi. Modul ini
mendukung berbagai metode penilaian inventory, seperti LIFO, FIFO, Moving Average
dan Lot Costing
7. ENGINEERING DATA MANAGEMENT
Modul ini dirancang untuk membantu mempercepat pengiriman data. Mengurangi
kesalahan dan meningkatkan produktivitas desain dengan menyediakan keterkaitan
otomatis antara data engineering (desain) dengan data produksi.
8. ENGINEERING CHANGE CONTROL
Modul ini dapat digunakan untuk meningkatkan kontrol atasperubahan order
engineering secara efektif. Dapat mendefinisikan tahap otorisasi yang diperlukan untuk
menyetujui dan menerapkan engineering change order Sistem secara otomatis
menerapkan perubahaan tersebut pada database produksi
9. CONFIGURATION MANAGEMENT
Sistem ini dapat memanfaatkan untuk mengurangi siklus waktu order dengan
mengurangi waktu review engineering, Biasanya menyangkut evaluasi kelayakan dan
biaya yang berhubungan dengan konfigurasi tertentu. Modul ini juga berisikan
knowledge based yang fleksibel yang dapat diakses melalui mesin analisis tertentu.
Mesin analisis akan mengintegrasikan knowledge base berdasarkan alternatif atau
kombinasi pilihan yang ditentukan oleh pengguna system.
10. SERIALISATION/LOT CONTROL
Menyediakan fasilitas untuk memilih lot raw material dan melakukan serialisasi atas
komponen yang dibuat dari raw material tersebut. Serialisasi ini diterapkan misalnya
pada pesawat komersil, industri pemasok peralatan militer dan pembuat peralatan
industri.
Sistem lot control, menyediakan fasilitas penawaran produk, MRP, Shop floor control
dan JIT. Mendukung adanya informasi yang transparan, baik mulai pada perencanaan
maupun sampai produksi sebenarnya.
11. TOOLING
Modul ini merupakan perluasan sistem inventory dan capacity untuk mencakup
komponen tools (alat yang dibuat untuk membuat komponen utama). Sistem dapat
membantu menjamin bahwa tools dan material datang tepat pada waktunya ditempat
operasi yang sudah dijadwalkan. Sistem juga dilengkapi untuk menghitung sisa umur
pakai tools dan secara otomatis menggilir tools untuk pemeliharaan berdasarkan
pemakaian.
Mekanisme Kerja ERP Pada Perusahaan Manufaktur Peramalan dalam proses ERP mengikuti
perencanaan bisnis. Aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha
5
© Muhammad Nurcahyo Pratomo
RANGKUMAN ARTIKEL – MUHAMMAD NURCAHYO PRATOMO
ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)
memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat
dalam kuantitas yang tepat.
Dengan demikian peramalan merupakan suatu dugaan terhadap permintaan yang akan datang
berdasarkan pada beberapa variable peramal, sering berdasarkan data deret waktu historis.
Peramalan menerima informasi dari perencanaan bisnis dan analisis penjualan, yang
selanjutnya memberikan informasi kepada perencanaan produksi dan perencanaan keuangan.
Perencanaan sumber daya manufakturing (MRP II) merupakan bagian inti dari sistem ERP. MRP
II menerima informasi dari peramalan (forecasting), pemasukan pesanan (order entry),
rekayasa (engineering), dan plant & equipment maintenance; selanjutnya MRP II memberikan
informasi kepada hutang (accounts payable), piutang (accounts receivable) pengiriman
(shipping), perencanaan bisnis, dan fungsi-fungsi lain dari perusahaan. Ukuran-ukuran kinerja
dari MRP II yang dipadukan dengan ukuran-ukuran kinerja ERP harus digunakan dalam
aktivitas perencanaan bisnis.
Akuntansi dan keuangan juga merupakan bagian inti dari system ERP. Fungsi-fungsi seperti
payroll, product costing, hutang (accounts payable), piutang (accounts receivable), harta tetap
(fixed assets), dan general ledger berperanan penting dalam perencanaan keuangan guna
mendukung system ERP.
Perencanaan kebutuhan tooling (alat-alat seperti pisau, obeng, kunci-kunci, dll) untuk produksi
juga merupakan komponen dari sistem ERP. Banyak perusahaan manufaktur yang melakukan
perencanaan material secara baik, namun sedikit atau tidak ada yang melakukan perencanaan
tooling berkaitan dengan jenis dan jumlah alat-alat yang dibutuhkan.
ERP akan memberikan informasi berupa time-phased Net Tooling Requirements reporting,
serupa dengan materials requirements reporting. Komponen tooling dari ERP menerima
informasi dari MPS, manajemen persediaan, dan harta tetap, yang selanjutnya memberikan
informasi kepada production scheduling, pembelian, dan general ledger.
Rekayasa (engineering) juga merupakan komponen dari ERP. Informasi tentang rekayasa
disimpan melalui bills of material (BOM) dan routings. Engineering changes dikoordinasikan
dengan material dan manufakturing, yang dikendalikan oleh suatu Engineering Change Notice
(ECN) number, date, and/or product serial number. Engineering memberikan informasi kepada
routings, bills of material (BOM), pembelian, dan product costing.
Berdasarkan penjelasan tentang mekanisme kerja dari ERP di atas, tampak bahwa banyak
informasi yang saling berhubungan dari suatu perusahaan manufaktur yang diintegrasikan
melalui ERP. Dengan demikian sistem ERP yang baik akan memberikan informasi komprehensif
dan terintegrasi yang berguna untuk komunikasi di antara orang-orang dalam sistem
manufaktur itu, serta memudahkan manajemen industri manufaktur untuk mengambil tindakan
atau membuat keputusan tepat waktu dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Melalui
komunikasi yang baik juga akan meningkatkan keharmonisan kerjasama antardepartemen
dalam perusahaan manufaktur itu.
Fungsi Enterprise Resource Planning (ERP)
Pada prinsipnya, dengan sistem ERP sebuah industri dapat dijalankan secara optimal dan dapat
mengurangi biaya-biaya operasional yang tidak efisien seperti biaya inventory (slow moving
part, dan lain-lain), biaya kerugian akibat 'machine fault' dan lain-lain. Di negara-negara maju
yang sudah didukung oleh infrastruktur yang memadaipun, mereka sudah dapat menerapkan
6
© Muhammad Nurcahyo Pratomo
RANGKUMAN ARTIKEL – MUHAMMAD NURCAHYO PRATOMO
ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)
konsep JIT (Just-In-Time). Di sini, segala sumberdaya untuk produksi benar-benar disediakan
hanya pada saat diperlukan (fast moving). Termasuk juga penyedian suku cadang untuk
maintenance, jadwal perbaikan (service) untuk mencegah terjadinya machine fault, inventory.
Beberapa fungsi dari penggunaan ERP di dalam sebuah perusahaan diantarnya sebagai berikut :
1. Buku Besar
Mengatur dan melaksanakan multi level dari jurnal, daftar pekerjaan, memasukkan
jurnal umum, audit dan transaksi-transaksi perusahaan dengan sebagaimana mestinya
dan efektif. SunFish ERP menyediakan sebuh informasi yang lengkap mengenai
pendapatan, biaya, beban dan keuntungan bersih dari pekerjaan dan aktivitas saat ini di
dalam perusahaan.
2. Kas & Bank
Menangani dengan efektif dan mudah untul memasukan buku kas, rekonsiliasi bank dan
daftar bank. Modul kas dan bank memberukan pengetahuan yang legkap tentang semua
pemasukan yang telah di terima dan beban yang telah dikeluarkan oleh perusahaandari rekening perusahaan, dengan demikian, menyediakan sebuah pengertian yang jelas
untuk setiap transaksi yang tertera.
3. Manajemen Aset
Mempermudah pengaturan aktiva tetap sebuah perusahaan dengan penekanan dengan
tahap-tahap yang menggunakan sebuah klik mouse. Tahap-tahap itu termasuk:
pemeliharaan multi level dari kategori aset; menjalankan depresiasi aset; memimpin
transaksi-transaksi aset seperti penjualan aset, penghapusan nilai buku, evaluasi ulang
dan pemindahan, trailing audits dan pelaporan dengan hanya satu klik saja. ERP
menjaga sebuah pendaftaran aset berhubungan dengan biaya masing-masing, tindakan
penyelamatan, kuantiti, lokasi, nomor seri, catatan pelayanan, sesuai dengan kalkulasi
dalam pencatatan dan nilai depresiasi pajak.
4. Pembelian/Pengeluaran Kas
Mengatur proses akuisisi barang dan jasa dengan jumlah biaya yang seimbang, kualitas
dan pelayanan. Termasuk proses dan pelaksanaan pembayaran kepada penyedia
barang, membuat catatan hutan dan laporan pendekatan transaksi. SunFish ERP
meningkatkan akuisisi ulang untuk proses pembayaran samapai manajemen data secara
efektif, analisa, standar proses dan manajemen penjual.
5. Penjualan/Pendapatan Kas
Kontrol penuh terhadap jumlah penawaran-penawaran dari aktivitas jumlah penjualan
perusahaan adalah dengan mengatur berdasarkan konteks pelanggan dengan sumber
daya keuangan yang bernilai. Otomatisasi penawaran, memasukan permintaan,
keuntungan penjualan, pemanfaatan diskon yang baik, mencegah pembayaran rangkap,
peninjauan secara otomatis dan menghitung perubahan persediaan dan penerimaan kas
memegang kesempatan untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan pelanggan.
6. Pemberitahuan dan Peringatan
Pemberitahuan dan Peringan yang berhubungan denganpersoalan dan identifikasi
masalah utama untuk setiap karyawan. Kombinasi dengan pendekatan pelaporan yang
tersedia, Pemberitahuan dan Peringatan menjamin bahwa ERP menolong untuk
memudahkan tugas-tugas yang sangat penting untuk menastikan bisnis berjalan dengan
sukses, manajemen juga dapat meningkatkan pengamatan lebih jauh dan tetap
mengetahui semua masalah-masalah mengenai ERP.
7
© Muhammad Nurcahyo Pratomo
RANGKUMAN ARTIKEL – MUHAMMAD NURCAHYO PRATOMO
ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)
7. Pengeturan Hubungan Dengan Pelanggan
Integrasi lebih lanjut adalah kepada CRM sebagai fungsi peninjau dan menyetir dari
kekuatan penjualan sampai peningkatan pipeline dan pengaturan hubungan dengan
klien dari pertama kali berhubungan, samapi kepada pengiriman produk atau jasa.
Jalam masuk ke sebuah sumber informasi pelanngan di setiap waktu, dari mana saja
menolong menyediakan pelayanan yang terbaik untuk membuat hubungan yang nyata
dan berkelanjutan.
8. Inventarisasi
kontrol, perunutan dan optimisasi seluruh flow bahan Bantu dan material, data dan
aktifitas untuk inventarisasi dan keakuratan pengiriman termasuk penggunaan ruang
yang ideal. Module Inventarisasi menolong untuk mengatur master data jenis barang,
nomor seri/kumpulan, inventarisasi kategori, harga jenis barang and definisi harga
alternatif. Sistem juga mendukung penghitungan dan prunutan persediaan jenis barang,
mengoptimalkan level-level persediaan dan pergerakan persediaan dan evaluasi ulang,
dan untuk daftar pilihan yang dibuat untuk pemesanan penjualan terbuka.
9. Manajemen Produksi
Modul Manajemen Produksi menawarkan fungsi yang sangat penting sekali untuk
mengontrol dan mengoptimalkan proses produksi sebuah perusahaan, dengan kata lain
untuk menghemat biaya dan untuk perbaikan kualitas dan produktivitas bisnis
keseluruhan. Sistim juga memperbolehkan para pemakai untuk memonitor setiap
proses produksi dan perpindahan aspek individual dan atau untuk menkombinasikan
mereka sebagai masukan-masukan ke dalam setiap barang jadi.
10. Ekspedisi/Pengiriman
Module ini mengotomatisasikan perencanaan, eksekusi dan pengaturan pergerakan dari
material/barang jadi dengan gudang dengan baik dan pengiriman yang tepat waktu
kepada pelanggan. Modul ini membantu dalam menentukan metode dasar pengiriman
yang terbaik untuk yang lebih disukai pelanggan & biaya, memilih penjagaan yang
benar, rute dan tarif dan dalam hal konsolidasi dan tempat yang efisien untuk beban.
11. Pelaporan & Analisa
Untuk menjaga keputusan operasional sejajar dengan strategi perusahaan untuk jangka
panjang, hal ini penting untuk setiap karyawan, perusahaan-keseluruhan hal ini
menyediakan pelaporan dan analisa yang spesifik dan yang sesuai. ERP mendukung
setiap orang dengan sebuah kelengkapan dan fleksibilitas dari pelaporan dan alat untuk
menganalisa. Inisiatif bisa dengan sebuah sistim peringatan, atau sebuah ide baru,
pemakai memiliki sebuah perlengkapan yang kuat dari alat untuk investigasi, analisa
dan perubahan model terhadap proses bisnis dan kebijaksanaan.
Implementasi ERP dalam Perusahaan Manufaktur
Meskipun pada saat ini ERP hanya populer sebagai suatu software system untuk perusahaan
manufaktur, namun di masa mendatang system ERP akan menjadi suatu proses bisnis
manufaktur yang handal. Di masa mendatang ERP akan menjadi sistem perencanaan bisnis
terintegrasi beserta proses eksekusi untuk mengelola fungsi-fungsi operasional dan pendukung
dari suatu perusahaan manufaktur.
8
© Muhammad Nurcahyo Pratomo
RANGKUMAN ARTIKEL – MUHAMMAD NURCAHYO PRATOMO
ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)
Sistem ERP dirancang berdasarkan proses bisnis yang dianggap 'best practice' - proses umum
yang paling layak ditiru. Misalnya, bagaimana proses umum yang sebenarnya berlaku untuk
pembelian (purchasing), penyusunan stok di gudang dan sebagainya. Untuk mendapatkan
manfaat yang sebesar-besarnya dari sistem ERP, maka industri kita juga harus mengikuti 'best
practice process' (proses umum terbaik) yang berlaku. Di sini banyak timbul masalah dan
tantangan bagi industri kita di Indonesia. Tantangannya misalnya, bagaimana merubah proses
kerja kita menjadi sesuai dengan proses kerja yang dihendaki oleh sistem ERP, atau merubah
sistem ERP untuk menyesuaikan proses kerja kita. Management sebagai ganti dari sistem
produksi sebelumnya.
Berikut adalah perbandingan system managemen menggunakan Non-ERP dengan yang
menggunakan ERP :
Gambar Non ERP
9
© Muhammad Nurcahyo Pratomo
RANGKUMAN ARTIKEL – MUHAMMAD NURCAHYO PRATOMO
ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)
Gambar ERP
Terlihat jelas dari gambar di atas bahwa penerapan ERP pada perusahan lebih efisien sehingga
produktivitas karyawan bias meningkat. Fan et, al dalam Yahaya Yusuf, et al. (2006)
menyatakan ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi
dalam mengendalikan bisnis yang lebih baik karena dapat mengurangi tingkat stok dan
inventori, meningkatkan perputaran stok, mengurangi cycle time order, meningkatkan
produktivitas, komunikasi lebih baik serta berdampak pada peningkatan benefit (profit)
perusahaan.
Pertengahan tahun 2002 kalangan pengusaha Indonesia yakin bahwa menggunakan teknologi
e-business dapat membenahi kinerja perusahaan, khususnya, yang terkait dengan upaya
mengefisiensikan kinerja operasional perusahaan Penelitian yang dilakukan oleh warta
ekonomi memperlihatkan bahwa hampir 54,2 % perusahaan yang menjadi responden sudah
menerapkan berbagai aplikasi/solusi e-business diantaranya enterprise resources planning,
supply chain management dan customer relationship management
Berikut ini adalah ringkasan poin-poin yg bisa digunakan sebagai pedoman pada saat
implementasi ERP :
1. ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk
kelangsungan hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh oleh
adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan.
2. ERP ada untuk mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan
sebaliknya. Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing
perusahaan.
3. Pelajari kesuksesan dan kegagalan implementasi ERP, jangan berusaha membuat sendiri
praktek implementasi ERP. Ada metodologi tertentu untuk implementasi ERP yang lebih
terjamin keberhasilannya.
10
© Muhammad Nurcahyo Pratomo
RANGKUMAN ARTIKEL – MUHAMMAD NURCAHYO PRATOMO
ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)
Keuntungan penggunaan ERP meliputi :
1. Integrasi data keuangan
Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan
mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik.
2. Standarisasi Proses Operasi
Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi
peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk.
3. Standarisasi Data dan Informasi
Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk
perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan
jenis bisnis yg berbeda-beda.
Keuntungan yg bisa diukur meliputi: Penurunan inventori, Penurunan tenaga kerja
secara total, Peningkatan service level, Peningkatan kontrol keuangan dan Penurunan
waktu yang di butuhkan untuk mendapatkan informasi.
KELEBIHAN ERP
Integrasi antara area fungsional yang berbeda untuk meyakinkan komunikasi,
produktifitas dan efisiensi yang tepat.
Rancangan Perekayasaan
Pelacakan pemesanan dari penerimaan sampai fulfillment
Mengatur saling ketergantungan dari proses penagihan material yang komplek.
Pelacakan 3 cara yang bersesuaian antara pemesanan pembelian, penerimaan
inventori, dan pembiayaan
Akuntasi untuk keseluruhan tugas: melacak pemasukan, biaya dan keuntungan pada
level inti
KELEMAHAN ERP
Terbatasnya kustomisasi dari perangkat lunak ERP
Sistem ERP sangat mahal
Perekayasaan kembali proses bisnis untuk menyesuaikan dengan standar industri yang
telah dideskripsikan oleh sistem ERP dapat menyebabkan hilangnya keuntungan
kompetitif
ERP sering terlihat terlalu sulit untuk beradaptasi dengan alur kerja dan proses bisnis
tertentu dalam beberapa organisasi
11
© Muhammad Nurcahyo Pratomo
RANGKUMAN ARTIKEL – MUHAMMAD NURCAHYO PRATOMO
ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)
Sistem dapat terlalu kompleks jika dibandingkan dengan kebutuhan dari pelanggan
Data dalam sistem ERP berada dalam satu tempat, contohnya : pelanggan, data
keuangan. Hal ini dapat meningkatkan resiko kehilangan informasi sensitif, jika terdapat
pembobolan sistem keamanan
Beikut adalah software ERP yang saat ini beredar, baik yang berlisensi bayar maupun open
source: SAP, JDE, BAAN, MFGPro, Protean, Compiere, dan Adempiere.
Kesimpulan
Sitem Enterprise Resource Planning (ERP) mengintegrasikan banyak informasi yang saling
berhubungan, terutama informasi yang berasal dari lantai pabrik (shop floor) dengan informasi
akuntansi dan keuangan, sehingga akan memberikan informasi komprehensif dan terintegrasi
yang berguna untuk komunikasi di antara orang-orang dalam sistem manufaktur itu, serta
memudahkan manajemen industri manufaktur untuk mengambil tindakan atau membuat
keputusan tepat waktu dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Melalui komunikasi yang
baik juga akan meningkatkan keharmonisan kerjasama antardepartemen dalam perusahaan
manufaktur itu.
Saran
Bagaimanapun, proses implementasi ERP tidak hanya berhenti sampai selesainya instalasi
software komputer, tetapi harus dilanjutkan dengan optimasi proses secara terus-menerus agar
mencapai tujuan perusahaan seperti: pertumbuhan (growth), ketangkasan (agility), dan
kemampuan menciptakan keuntungan (profitability). Semua ini akan tergantung pada
efektivitas dari manajemen sistem, karena kekuatan dari suatu sistem manufaktur sangat
tergantung pada manajemen dari sistem manufaktur itu dan kualifikasi sumber daya manusia
yang menempati posisi manajemen. Dengan demikian perlu direkomendasikan agar
implementasi sistem ERP menggunakan pendekatan cross-functional team yang melibatkan
semua departemen fungsional dalam organisasi manufaktur itu.
12