Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumber Jaya, Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu, yang bertujuan untuk mengetahui kelimpahan kepiting bakau, menganalisis hubungan asosiasi kelimpahan kepiting bakau dengan jenis vegetasi mangrove tingkat pohon, menghitung dan menganalisis indeks keanekaragaman, keseragaman, dominasi kepiting bakau, dan parameter fisika kimia perairan. Metode yang digunakan adalah metode survei. Pengambilan sampel dan pengukuran fisika kimia perairan dilakukan secara in-situ di ekosistem hutan mangrove Kelurahan Sumber Jaya. Hasil pengamatan ditemukan 2 spesies kepiting bakau dengan kelimpahan tertinggi terdapat pada stasiun 1 (satu) sebanyak 157 ind/ha diikuti stasiun 3 (tiga) sebanyak 100 ind/ha dan stasiun 2 (dua) sebanyak 61,67 ind/ha. Kelimpahan tertinggi pada stasiun 1 (satu) dan 3 (tiga) yaitu jenis Scylla paramamosain, sedangkan pada stasiun 2 (dua) adalah jenis Scylla olivacea. Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,562-0,976, indeks keseragaman berkisar antara 0,562-0,976, dan indeks dominasi berkisar antara 0,516-0,771, secara keseluruhan dalam keadaan tidak stabil, jumlah spesies tidak merata dan terdapat kecenderungan spesies. Kepiting bakau jenis Scylla paramamosain berasosiasi dengan vegetasi mangrove jenis Sonneratia alba dengan nilai korelasi 0,52, sedangkan jenis Scylla olivacea berasosiasi dengan vegetasi mangrove jenis Rhizophora apiculata dengan nilai korelasi 0,23. Hasil pengukuran Parameter fisika kimia perairan didapatkan suhu rata-rata 27,35 ºC, salinitas rata-rata 25,29 ‰, derajat keasaman (pH) rata-rata 7,26 ‰. Kondisi ini menujukan bahwa perairan hutan mangrove tersebut masih mendukung kepiting bakau dan hutan mangrove itu sendiri. Kata kunci : kepiting bakau, mangrove, kelimpahan, sumber jaya. ABSTRACT The research was conducted in Kelurahan Sumber Jaya, Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu. It aims to know the abundance of mangrove crab, to analyzes the relationship between mangrove crab and the kinds of mangrove vegetation tree level, to calculates and to analyzes the diversity index, uniformity, dominance of mangrove crabs and physics chemistry water parameters. The method used was survey method. The sampling and measurement of physics chemistry water were conducted by in-situ in the mangrove forest ecosystem of Kelurahan Sumber Jaya. Based on the observation, it was found that there are two species of mangrove crab with the highest abundance at the station 1 (one) as many as 157 ind/ha, the next is station 3 (three) as many as 100 ind/ha and then station 2 (two) as many as 61,67 ind/ha. The highest abundance in the station 1 and station 3 are types of Scylla paramamosain, while in the station 2 is types of Scylla olivacea. Diversity index ranged between 0562 to 0976 and dominance index ranged from 0.516 to 0771, the overall status is an unstable, the number of species is uneven and there is a tendency of species. Mangrove crab, type of Scylla paramamosain associated with mangrove vegetations, Sonneratia alba with the correlation value is 0.52, while the type of Scylla olivacea associated with mangrove vegetation types, Rhizophora apiculata
Laporan ini diperuntukkan bagi teman-teman yang membutuhkannya semoga dapat membantu dan bermanfaat ya...
Nama : Mega Sintia NIM : F05112084 Kelompok : 6 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014
Agroekosistem merupakan sistem interaksi antara manusia dan lingkungan biofisik, sumber daya pedesaan dan pertanain guna meningkatkan kelangsungan hidup penduduknya.. Agroekosistem dapat diartikan pula sebagai suatu unit yang tersusun oleh semua organism di dalam areal pertanaman bersama-sama dengan keseluruhan kondisi lingkungan dan lingkungan yang telah dimodifikasi manusia lebih lanjut, yaitu pertanian, industri, tempat rekreasi, dan aktifitas sosial manusia yang lainnya. Atau agroekosistem adalah manusia dengan sengaja merubah ekosistem alami dimana ia merupakan bagiannya, dengan menciptakan suatu ekosistem baru yang khusus dibuat untuk kepentingan pertanian. Didalam praktikum agroeosistem menggunakan tanaman kedelai untuk praktek ( Darsono, 2009). Kedelai merupakan bahan makanan sumber protein nabati yang murah. Peranan komoditas kedelai sebagai bahan makanan, bahan baku industri, dan bahan pakan ternak cukup besar dalam mencukupi kebutuhan protein. Sementara produksi hewani belum mencukupi, maka kebutuhan protein yang diperlukan masyarakat setiap harinya bisa terpenuhi (Suhaeni. 2008). Upaya peningkatan produksi kedelai meliputi: pengolahan tanah, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pengairan dan pemeliharaan tanaman secara baik. Selain itu, upaya peningkatan produksi dapat dilakukan dengan memperluas areal panen, penggunaan mulsa jerami, pemberian Pupuk Pelengkap Cair (PPC), pemberian Zat Perangsang Tumbuh (ZPT), dan perlakuan inokulasi Rhizobium (Septiatin. 2008).
Tempat : Laboratorium Ekologi, FPMIPA UPI Kegiatan praktikum merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang menjadi ciri khas sains. Praktikum ini sangat bermanfaat karena dapat menunjang pembelajaran teori di kelas. Dari praktikum tersebut mahasiswa dapat mengalami pengalaman belajar sendiri yang tidak dialami saat pembelajaran teori karena siswa tidak sekedar menemukan dan melihat sesuatu yang konkrit tapi juga dapat membuktikan konsep dan teori yang telah dipelajari sebelumnya. Yang terpenting adalah dari kegiatan praktikum tersebut siswa sains dapat mengembangkan kemampuan ilmiah seperti melakukan penelitianpenelitian baik yang sifatnya masih skala kecil (mini riset) hingga skala luas. Dari sinilah akan memunculkan para peneliti peneliti yang diharapkan dapat berguna bagi lingkungan sekitarnya kelak. Selain itu, kegiatan praktikum ini sudah tidak asing lagi dalam suatu kegiatan belajar mengajar sehingga guru pun harus memanfaatkan laboratorium dan fasilitas di dalamnya untuk meningkatkan kemampuan siswa. Tentunya guru tidak hanya mengajarkan teori suatu ekperimen, tapi juga dituntut menguasai hal-hal mendukung lainnya seperti cara penggunaan fasilitas laboratorium. Lebih jauh lagi siswa dengan dibimbing guru dapat merawat dan memelihara fasilitas di dalamnya dengan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu diperlukan observasi laboratorium untuk mengetahui fasilitas di dalamnya beserta cara kerja fasilitas tersebut.
ini kami sebagai Tim pelaksana pekerjaan Kajian berkewajiban dan bertanggung jawab untuk menyiapkan dan membuat suatu produk berupa Laporan Eksekutif Summary. Secara substansial laporan Eksum ini memuat Latar belakang, hingga di akhirnya diberikan rekomendasi setiap bidang sebagai hasil kajian 10 Wilayah Metropolitan Indonesia. Berkenaan dengan hal tersebut, tim penyusun mengucapkan terima kasih terhadap pihak-pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya penyusunan laporan Eksum ini. Semoga hasil dari dokumen ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan tema kajian terkait. Demikian kata pengantar ini, atas perhatian, masukan dan partisipasi semua pihak kami ucapkan terima kasih.
Classical Antiquity and Medieval Ireland: An Anthology of Medieval Irish Texts and Interpretations, 2024
Studime Historike , 2018
Jornadas Nacionales sobe Pedagogía de la formación del profesorado, 2014
Critical Sociology , 2024
“Inherited sin?” Erbsünde? Forscher aus dem Osten und Westen Europas an den Quellen des gemeinsamen Glaubens, 2024
Proceedings of the Fourteenth International Symposium on Mine Planning and Equipment Selection (MPES 2005) and the Fifth International Conference on Computer Applications in the Minerals Industries (CAMI 2005), 2005
Cell Cycle, 2009
Journal of Geophysical Research, 1998
Multimedia Tools and Applications, 2016
RePEc: Research Papers in Economics, 2001
593 Digital Publisher CEIT
IEEE Transactions on Geoscience and Remote Sensing