Papers by Yusron Dwi Mangestika
Water Resource Systems Planning and Management, 2017
Books by Yusron Dwi Mangestika
This guide contains the expertise of numerous individuals who have directly assisted the author o... more This guide contains the expertise of numerous individuals who have directly assisted the author on many concrete repair projects or freely shared their concrete repair knowledge whenever requested. Their substantial contributions to the preparation of this guide are acknowledged and appreciated. Some of the material in this guide originated in the various editions of Reclamation's Concrete Manual. The author edited, revised, or updated this information for inclusion herein.
water resources system have benefited both people and their economies for many centuries. The ser... more water resources system have benefited both people and their economies for many centuries. The services provided by such systems are multiple. Yet in many regions, water resource systems are not able to meet the demands, or even the basic needs, for clean fresh water, nor can they support and maintain resilient biodiverse ecosystems.
Typical causes of such failures include degraded infrastructures, excessive withdrawals of river flows, pollution from industrial and agricultural activities, eutrophication from excessive nutrient loads, salinization from irrigation return flows, infestations of exotic plants, and animals, eexcessive fish harvesting, floodplain and habitat alteration from development activities and changes in water and sediment flow regimes. Inadequate water resource systems reflect failures in planning, developing and managing water resource systems to ensure adequate, inexpensive and sustainable supplies and qualities of water for both humans and natural ecosystems can only be successful if such activities address the causal socio-economic factors, such as inadequate education, population pressures and proverty
Drafts by Yusron Dwi Mangestika
Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup di bumi. Peranan air dalam kehidupan ha... more Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup di bumi. Peranan air dalam kehidupan haruslah seimbang dengan pemeliharaan dan Pengelolaan yang baik agar dapat dimanfaatkan secara maksimal dan berkelanjutan. Pemanfaatan air sebagian besar dilakukan dengan memanfaatkan air permukaan yang berbasis DAS, dimana DAS dapat menampung dan mengalirkan air permukaan melalui siklus hidrologi. Untuk mempermudah pengelolaan sumber daya air dapat dilakukan dengan pembagian Wilayah Sungai dimana wilayah sungai merupakan kesatuan wilayah Pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km 2. Jika Wilayah Sungai tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan masalah daya rusak air seperti kekeringan ("too little"), bencana alam banjir ("too much") dan tercemar ("too dirty"). Salah satu Wilayah Sungai yang mengalami hal tersebut adalah Wilayah Sungai Citarum. Wilayah Sungai Citarum permasalahan bencana banjir, kekeringan, dan tercemar disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Tingginya tingkat erosi dan sedimentasi;
2. Praktek pertanian yang tidak mendukung konservasi tanah dan air tanah, degradasi tanah, penurunan tanah (eksploitasi air tanah berlebih);
3. Perubahan alih fungsi lahan, deforestasi menjadi permukiman dan Kawasan industri di daerah tangkapan air (DAS) Citarum), terutama di dataran banjir yang tidak sesuai dengan kebutuhan tata ruang dan Pengelolaan banjir;
4. Sampah dan sistem Pengelolaannya yang masih belum maksimal;
5. Sistem drainase yang tidak terintegrasi dan buangan limbah rumah domestik / non domestik yang mencemari sungai serta menghambat aliran;
6. Sarana dan prasarana pengendalian banjir yang terbatas;
7. Kebijakan pemerintah dan penyelenggaraan peraturan terkait Pengelolaan banjir terpadu yang belum maksimal;
8. Persepsi dan kepedulian masyarakat terhadap Pengelolaan banjir yang masih minim.
Kabupaten Mandailing Natal memiliki curah hujan beragam dan dilewati oleh 6 sungai besar bermuara... more Kabupaten Mandailing Natal memiliki curah hujan beragam dan dilewati oleh 6 sungai besar bermuara ke Samudera Hindia yang menyebabkan daerah ini menjadi wilayah yang yang subur dan menjadi lumbung pangan bagi wilayah sekitarnya. Selain potensi pertanian dan perkebunan, sector pertambangan juga menjadi daya Tarik tersendiri dari wilayah ini. Namun tidak seluruhnya dilakukan berdasarkan izin dan regulasi yang berlaku dari pemerintah sehingga menimbulkan potensi dampak kerusakan pada kondisi aliran dan lingkungan sekitar pelaksanaan penambangan. Salah satunya adalah adanya praktik tambang emas illegal yang ada di sepanjang aliran Sungai Batang Natal hingga ke muara. Sesuai hasil kajian terdapat kegiatan penambangan yang berada di badan Sungai Batang Natal baik dengan menggunakan excavator maupun manual dimana hasil pencucian materialnya dibuang langsung ke badan sungai dan meninggalkan lubang yang tidak direstorasi. Selanjutnya aktivitas penambangan yang dilakukan di sepanjang Sungai Batang Natal secara bertahap menyebabkan alih fungsi lahan di sekitar sempadan sungai dan perubahan sedimentasi muara sungai.
Uploads
Papers by Yusron Dwi Mangestika
Books by Yusron Dwi Mangestika
Typical causes of such failures include degraded infrastructures, excessive withdrawals of river flows, pollution from industrial and agricultural activities, eutrophication from excessive nutrient loads, salinization from irrigation return flows, infestations of exotic plants, and animals, eexcessive fish harvesting, floodplain and habitat alteration from development activities and changes in water and sediment flow regimes. Inadequate water resource systems reflect failures in planning, developing and managing water resource systems to ensure adequate, inexpensive and sustainable supplies and qualities of water for both humans and natural ecosystems can only be successful if such activities address the causal socio-economic factors, such as inadequate education, population pressures and proverty
Drafts by Yusron Dwi Mangestika
1. Tingginya tingkat erosi dan sedimentasi;
2. Praktek pertanian yang tidak mendukung konservasi tanah dan air tanah, degradasi tanah, penurunan tanah (eksploitasi air tanah berlebih);
3. Perubahan alih fungsi lahan, deforestasi menjadi permukiman dan Kawasan industri di daerah tangkapan air (DAS) Citarum), terutama di dataran banjir yang tidak sesuai dengan kebutuhan tata ruang dan Pengelolaan banjir;
4. Sampah dan sistem Pengelolaannya yang masih belum maksimal;
5. Sistem drainase yang tidak terintegrasi dan buangan limbah rumah domestik / non domestik yang mencemari sungai serta menghambat aliran;
6. Sarana dan prasarana pengendalian banjir yang terbatas;
7. Kebijakan pemerintah dan penyelenggaraan peraturan terkait Pengelolaan banjir terpadu yang belum maksimal;
8. Persepsi dan kepedulian masyarakat terhadap Pengelolaan banjir yang masih minim.
Typical causes of such failures include degraded infrastructures, excessive withdrawals of river flows, pollution from industrial and agricultural activities, eutrophication from excessive nutrient loads, salinization from irrigation return flows, infestations of exotic plants, and animals, eexcessive fish harvesting, floodplain and habitat alteration from development activities and changes in water and sediment flow regimes. Inadequate water resource systems reflect failures in planning, developing and managing water resource systems to ensure adequate, inexpensive and sustainable supplies and qualities of water for both humans and natural ecosystems can only be successful if such activities address the causal socio-economic factors, such as inadequate education, population pressures and proverty
1. Tingginya tingkat erosi dan sedimentasi;
2. Praktek pertanian yang tidak mendukung konservasi tanah dan air tanah, degradasi tanah, penurunan tanah (eksploitasi air tanah berlebih);
3. Perubahan alih fungsi lahan, deforestasi menjadi permukiman dan Kawasan industri di daerah tangkapan air (DAS) Citarum), terutama di dataran banjir yang tidak sesuai dengan kebutuhan tata ruang dan Pengelolaan banjir;
4. Sampah dan sistem Pengelolaannya yang masih belum maksimal;
5. Sistem drainase yang tidak terintegrasi dan buangan limbah rumah domestik / non domestik yang mencemari sungai serta menghambat aliran;
6. Sarana dan prasarana pengendalian banjir yang terbatas;
7. Kebijakan pemerintah dan penyelenggaraan peraturan terkait Pengelolaan banjir terpadu yang belum maksimal;
8. Persepsi dan kepedulian masyarakat terhadap Pengelolaan banjir yang masih minim.