Senat Romawi
Artikel ini adalah bagian dari seri Politik dan Ketatanegaraan Romawi Kuno |
Zaman |
|
Konstitusi Romawi |
Preseden dan Hukum |
|
Sidang-Sidang Rakyat |
Magistratus |
Magistratus Luar Biasa |
Gelar dan Pangkat |
Senat Romawi (bahasa Latin: Senatus Romanus) adalah lembaga pemerintahan tertinggi dan terpenting dalam Republik Romawi yang kemudian tetap memainkan peran signifikan selama Kekaisaran Romawi. Sebagai badan legislatif, administratif, dan penasihat, Senat memiliki pengaruh besar terhadap pengambilan keputusan politik di Roma selama lebih dari seribu tahun. Keberadaannya mencerminkan perkembangan sistem politik Romawi dari monarki ke republik, hingga kekaisaran.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Era Kerajaan Romawi (753–509 SM)
[sunting | sunting sumber]Senat didirikan pada masa awal Roma sebagai dewan penasihat bagi raja. Awalnya, anggotanya terdiri dari 100 orang yang berasal dari keluarga bangsawan (patricii). Pada masa pemerintahan Raja Servius Tullius, jumlah anggota Senat meningkat menjadi 300. Peran Senat pada periode ini terbatas pada memberikan nasihat kepada raja, meskipun keputusan akhir berada di tangan raja.
Setelah penggulingan monarki pada 509 SM, Senat memainkan peran kunci dalam membentuk Republik Romawi, dengan lebih banyak kekuasaan berada di tangan para senator.
Era Republik Romawi (509–27 SM)
[sunting | sunting sumber]Pada masa Republik, Senat menjadi pusat kekuasaan politik Roma. Fungsi utamanya adalah:
- Legislasi: Mengusulkan dan mengesahkan hukum.
- Penasihat Konsul: Memberikan arahan kepada para konsul, pejabat eksekutif tertinggi.
- Keuangan: Mengontrol anggaran negara dan pendapatan publik.
- Diplomasi: Menentukan kebijakan luar negeri dan menerima utusan asing.
Anggota Senat dipilih dari kalangan elite, baik melalui pengalaman sebagai magistratus maupun melalui pemilihan langsung. Keanggotaan Senat bersifat seumur hidup, kecuali jika seorang senator dicopot karena skandal atau ketidaklayakan.
Selama Republik, Senat menjadi medan pertempuran politik antara kelompok optimates (pendukung aristokrasi) dan populares (pendukung rakyat). Konflik ini sering kali melibatkan figur terkenal seperti Gaius Gracchus, Sulla, Julius Caesar, dan Cicero.
Era Kekaisaran Romawi (27 SM–476 M)
[sunting | sunting sumber]Setelah Augustus mendirikan Kekaisaran Romawi pada 27 SM, kekuasaan Senat berkurang drastis. Kaisar memegang otoritas penuh atas eksekutif, legislatif, dan militer, sementara Senat lebih berperan sebagai lembaga simbolis dan administratif.
Namun, Senat tetap memainkan peran dalam:
- Memilih beberapa pejabat pemerintahan.
- Mengelola provinsi yang dianggap tidak strategis.
- Memberikan legitimasi pada kaisar baru melalui aklamasi.
Selama masa Kekaisaran Tinggi (Principatus), Senat masih dihormati, tetapi pada masa Kekaisaran Akhir (Dominatus), pengaruhnya hampir sepenuhnya hilang.
Struktur dan Keanggotaan
[sunting | sunting sumber]Struktur Organisasi
[sunting | sunting sumber]- Princeps Senatus: Ketua Senat yang memimpin sidang, biasanya senator paling senior atau yang paling dihormati.
- Magistratus: Konsul, praetor, dan pejabat tinggi lainnya sering menjadi pembicara dalam pertemuan Senat.
- Anggota Senat: Senator berasal dari kalangan bangsawan dan memiliki pengalaman politik atau militer.
Syarat Menjadi Senator
[sunting | sunting sumber]- Memiliki status sosial sebagai patricii atau equestrii.
- Pernah menjabat sebagai magistratus, seperti quaestor atau aedilis.
- Memiliki kekayaan yang memenuhi kualifikasi properti tertentu.
Jumlah Anggota
[sunting | sunting sumber]Jumlah anggota Senat bervariasi sepanjang sejarah. Pada era Republik awal, jumlahnya 300 orang, tetapi Julius Caesar meningkatkan jumlah ini menjadi 900. Setelah Augustus, jumlahnya stabil di angka sekitar 600.
Fungsi dan Wewenang
[sunting | sunting sumber]Fungsi Utama
[sunting | sunting sumber]- Legislatif: Mengusulkan undang-undang yang kemudian dibahas oleh comitia (majelis rakyat).
- Eksekutif: Memberikan arahan kepada magistratus dalam menjalankan tugas mereka.
- Yudikatif: Memutuskan kasus-kasus penting, terutama yang melibatkan pengkhianatan atau kejahatan besar.
Wewenang Keuangan
[sunting | sunting sumber]Senat bertanggung jawab atas:
- Pengelolaan anggaran negara.
- Penetapan pajak.
- Pengawasan pengeluaran untuk proyek-proyek publik, seperti pembangunan jalan dan kuil.
Wewenang Militer
[sunting | sunting sumber]Meskipun keputusan perang biasanya dibuat oleh rakyat melalui majelis, Senat bertugas menyediakan anggaran, logistik, dan penunjukan gubernur untuk provinsi militer.
Keberadaan dalam Kekristenan
[sunting | sunting sumber]Setelah Kekristenan diadopsi sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi, beberapa senator menjadi pelindung gereja. Namun, peran politik Senat terus menurun seiring dengan fragmentasi Kekaisaran Romawi.
Kemunduran dan Pembubaran
[sunting | sunting sumber]Setelah kejatuhan Kekaisaran Romawi Barat pada 476 M, Senat di Roma tetap ada, meskipun hanya sebagai lembaga seremonial. Senat akhirnya menghilang sepenuhnya pada abad ke-7, setelah invasi Lombard dan penyatuan Italia di bawah pemerintahan Bizantium.
Warisan
[sunting | sunting sumber]Senat Romawi menjadi inspirasi bagi sistem legislatif modern di berbagai negara. Nama "Senat" tetap digunakan dalam banyak parlemen di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat dan Prancis, sebagai penghormatan kepada warisan lembaga pemerintahan Romawi ini.
Lihat Juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- Beard, Mary. SPQR: A History of Ancient Rome.
- Lintott, Andrew. The Constitution of the Roman Republic.
- Polybius. The Histories.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Cicero's De Re Publica, Book Two
- Rome at the End of the Punic Wars: An Analysis of the Roman Government; by Polybius
- Livy, Ab Urbe Condita
- Lintott, Andrew (1999). The Constitution of the Roman Republic. Oxford University Press (ISBN 0-19-926108-3).
- Cicero, Marcus Tullius (1841). The Political Works of Marcus Tullius Cicero: Comprising his Treatise on the Commonwealth; and his Treatise on the Laws. Translated from the original, with Dissertations and Notes in Two Volumes. By Francis Barham, Esq. London: Edmund Spettigue. Vol. 1.
- Polybius (1823). The General History of Polybius: Translated from the Greek. By Mr. Hampton. Oxford: Printed by W. Baxter. Fifth Edition, Vol 2.
- Taylor, Lily Ross (1966). Roman Voting Assemblies: From the Hannibalic War to the Dictatorship of Caesar. The University of Michigan Press (ISBN 0-472-08125-X).
- Considerations on the Causes of the Greatness of the Romans and their Decline, by Montesquieu Diarsipkan 2011-11-06 di Wayback Machine.
- The Roman Constitution to the Time of Cicero Diarsipkan 2008-08-29 di Wayback Machine.
- What a Terrorist Incident in Ancient Rome Can Teach Us
- Webster's Revised Unabridged Dictionary (1913)
- Brewer, E. Cobham; Dictionary of Phrase and Fable (1898).
- McCullough, Colleen; The Grass Crown HarperCollins (1992), ISBN 0-380-71082-X
- Wood, Reverend James, The Nuttall Encyclopædia (1907) - a work now in public domain.
- Byrd, Robert (1995). The Senate of the Roman Republic. U.S. Government Printing Office, Senate Document 103-23.
- Abbott, Frank Frost (1901). A History and Description of Roman Political Institutions. Elibron Classics, ISBN 0-543-92749-0.
- Hooke, Nathaniel; The Roman History, from the Building of Rome to the Ruin of the Commonwealth, F. Rivington (Rome). Original in New York Public Library