DESTILASI
DESTILASI
DESTILASI
Berikut ini adalah skema tipe unit destilasi dengan arus umpan dan dua arus produk
Macam-macam Destilasi
a. Distilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu:
Distilasi kontinyu
Distilasi batch
b. Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menajdi tiga, yaitu:
Distilasi atmosferis (0,4-5,5 atm mutlak)
Distilasi vakum ( 300 mmHg pada bagian atas kolom)
Distilasi tekanan ( 80 psia pada bagian atas kolom)
c. Berdasarkan komponen penyusunnya:
Distilasi sistem biner
Distilasi sitem multi komponen
d. Berdasarkan sistem operasinya terbagi dua, yaitu:
Single-stage Distillation
Multi stage Distillation
B.Jumlah Trays
Penentuan jumlah trays ini bisa dihitung dengan bermacam-macam cara,
antara lain:
1) Plate to plate calculation : dengan Metode Mc. Cabe and Thiele :
perhitungan stage ideal untuk sistem biner, tidak perlu
memperhitungkan heat balamce, dengan asumli laju alir molar konstan.
Tahapan perhitungan : membuat kurva kesetimbangan, membuat garis
operasi, membuat garis umpan (q line), membuat garis stage
2) Metode Fenske Underwood : perhitungan minimum stage menggunakan
persamaan fenske, diturunkan dari distilasi dua komponen pada total
reflux (tidak ada distilat diambil)
3) Short cut calculation :perhitungan minimum stage, feed plate location,
minimum reflux, actual stage
Pada penentuan N ini, ada beberapa komponen yang ikut berpengaruh
yakni N min (jumlah plate atau trays minimum), R min (perbandingan
Reflux minimum), R (perbandingan reflux) dan Eo (effisiensi plate ).
1) N min (jumlah plate atau trays minimum)
Jumlah plate minimum (Nm), terjadi pada reflux total, Fenske
mengemukakan jumlah plate teoritis minimum adalah:
x LK x HK
log x
x HK D LK
(N) min B
,..............pers 11.58 (Coulson)
log avg
Nr B xF .. HK x B.LK
2
atau
0,206
Nr x B.LK
2
B x F .. HK
Ns
D xF .LK x D.HK
Dengan diketahui Nact dan nilai (Nr/Ns), maka diperoleh nilai Nr, yang
merupakan kondisi umpan masuk dihitung dari plate teratas.
N act sama dengan (Nr + Ns).
Nr (Nrectifiying) : jumlah plate diatas umpan masuk
Ns (Nstriping) : jumlah plate dibawah umpan masuk
D. Komposisi Uap dan Cairan
Reflux (Lo) yaitu cairan yang masuk kembali ke dalam menara
Lo = R x D
Vapor yang masuk ke kondensor (V) = (R + 1) x D
Cairan yang keluar menara (L) = Lo (q . F), q = 1
Vapor yang kembali ke dalam menara (Vo) = L B
L- - V
Uf K ,...........pers. 11.81 (Coulson)
V
K konstanta flooding, diperoleh dari Gambar 11.27 (Coulson)
Qv
An
Un
5) Net Area Yang Dibutuhkan (An)
3) Liquid Flow Rate (Lw): Minimum Liquid Flow Rate (Lw) adalah 70 %
turn-down
2/3
Lw
h ow 750 ,...................................pers. 11.85 Coulson
L .I w
4) Weir
Liquid Crest/how (tinggi luapan cairan diatas weir)
K 2 0,90 (25,4 d h
uh ,.........................pers. 11.84 Coulson
V 0,5
5) Laju
Alir Superficial Uap Minimum (uh) untuk Mencegah Weeping
2
u
h d 51 h x V ,......................................pers. 11.88 Coulson
Co L
6) Dry
Plate Drop (hd)
Pressure drop melalui plate kering dapat didefinisikan sbb: Co adalah
suatu fungsi dari ketebalan plate, dapat diperoleh dari Gambar 11.34, dengan
tp/dh diambil 1 serta (Ah/Ap) x 100 diambil 10, maka diperoleh harga Co.
12,5 x 103
hr ,..................................................pers. 11.89 Coulson
L
7) Res
idual head (hr) sebagai fungsi dari gaya permukaan cairan
Pemeriksaan Kelayakan :
hb < (plate spacing + weir height), maka tray spacing layak dipakai
2) Downcomer Residence Time (tr)
A x h bc x L
tr d ,....................Pers.11.9 5 Coulson
L wd
b. Valve Tray
Pada valve tray, perforasi (lubang-lubang kecil) ditutupi dengan valve yang
mudah dilepas. Uap naik melalui perforasi pada tray, bubble pada liquid
berbentuk sama. Valve yang terangkat menunjukkan uap mengalir horizontal ke
dalam liquid, dengan demikian menyediakan campuran yang mungkin terjadi
dalam sieve tray.
c. Sieve Tray
Adalah plate metal sederhana dengan lubang diantaranya. Vapor lewat ke atas
melalui liquid pada plate. Jumlah dan ukuran lubang menjadi parameter desain.
Karena luas range operasi, kemudahan perawatan, dan faktor biaya, kebanyakan
aplikasinya sieve dan valve tray diganti dengan bubble cup tray.
Absorber dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu
komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan.
Solut adalah komponen yang dipisahkan dari campurannya sedangkan pelarut (solvent ;
sebagai separating agent) adalah cairan atau gas yang melarutkan solut. Karena
perbedaan kelarutan inilah, transfer massa solut dari fase satu ke fase yang lain dapat
terjadi. Absorbsi adalah operasi pemisahan solut dari fase gas ke fase cair, yaitu dengan
mengontakkan gas yang berisi solut dengan pelarut cair (solven/absorben ) yang tidak
menguap. Stripping adalah operasi pemisahan solut dari fase cair ke fase gas, yaitu
dengan mengontakkan cairan yang berisi solut dengan pelarut gas ( stripping agent)
yang tidak larut ke dalam cairan. Ada 2 jenis absorbsi, yaitu kimia dan fisis. Absorbsi
kimia melibatkan reaksi kimia antara pelarut cair dengan arus gas dan solut tetap di fase
cair. Dalam absorbsi fisis, solut dalam gas mempunyai kelarutan lebih besar dalam
pelarut cairan, sehingga solut berpindah ke fase cair. Absorbsi dengan reaksi kimia lebih
menguntungkan untuk pemisahan. Meskipun demikian, absorbsi fisis menjadi penting
jika pemisahan dengan reaksi kimia tidak dapat dilakukan. Absorber dan stripper
seringkali digunakan secara bersamaan. Absorber digunakan untuk memisahkan suatu
solut dari arus gas. Stripper digunakan untuk memisahkan solut dari cairan sehingga
diperoleh gas dengan kandungan solut lebih pekat. Hubungan absorber dan stripper
ditunjukkan dalam gambar 1.
Menara vertikal dipilih untuk operasi ini, dan dirancang sedemikian sehingga
diperoleh kontak yang baik antara kedua fase tersebut. Tujuan utama perancangan alat
transfer massa secara sederhana adalah menentukan tinggi kontak kedua fase itu.
Berdasarkan cara kontak antar fase, alat transfer massa difusional dibagi menjadi
2 jenis, yaitu :
1. Proses keseimbangan dimana operasi dengan keseimbangan antar fase, yaitu alat
dengan kontak bertingkat ( stage wise contact / discreet ), misalnya menara
menggunakan plat atau tray.
2. Proses dikontrol kecepatan transfer massa, yaitu alat dengan kontak kontinyu (
continuous contact ), misalnya menara sembur, gelembung atau menggunakan
bahan isian (packing).
Keseimbangan
Menurut teori lapisan film, jika dua fase dikontakkan, di batas antar fase terdapat
keseimbangan fase. Oleh karena itu, korelasi atau data-data di lapisan batas fase ini
sangat perlu diketahui. Data-data keseimbangan telah banyak tersedia, meskipun
penelitian tentang hal ini masih perlu dilakukan. Beberapa buku, terutama
termodinamika telah menyajikan data keseimbangan untuk sistem tertentu, misal data
kelarutan gas di Perry ( 6th ed., pp. 3-101 3-103, 13-16 -13-22 ).
VARIABEL-VARIABEL EVALUASI
Di dalam mengevaluasi absorber atau stripper, sesorang harus mengetahui dan
menentukan :
1. kondisi bahan yang akan dipisahkan (umpan), yaitu kecepatan arus fluida umpan,
komposisi, dan tekanan
2. banyak solut yang harus dipisahkan,
3. jenis solven yang akan digunakan,
4. suhu dan tekanan alat,
5. kecepatan arus solven,
6. Diameter absorber,
7. Jenis absorber,
8. Jumlah stage ideal dan tinggi menara
Jenis solven
Sifat-sifat solven yang dipilih antara lain :
a) memiliki kelarutan yang besar untuk solut,
b) untuk absorber, solven cair tidak mudah menguap agar dapat mengurangi solven
yang hilang,
c) untuk stripper, solven gas tidak larut dalam cairan,
d) memiliki viskositas yang rendah agar perbedaan tekanan dalam menara kecil,
e) tidak beracun,
f) tersedia dan tidak mahal.
Jenis absorber
Menara packing biasanya dipilih terutama jika :
a) diameter menara kurang dari 2 ft,
b) diinginkan tekanan rendah atau operasi vakum,
c) fluida bersifat korosif , dan packing yang digunakan tahan korosif seperti
keramik atau bahan polimer.
d) waktu tinggal cairan singkat.
Ada 4 (empat) konsep teknik kimia yang diperlukan dalam merancang alat transfer
massa, yaitu :
1. neraca massa dan neraca panas, yang mengikuti hukum konservasi massa dan
energi,
2. keseimbangan di batas antar fase,
3. kecepatan transfer massa, dan
4. kecepatan transfer momentum, yang digunakan untuk menentukan penurunan
tekanan di dalam menara.
Ditinjau sebuah absorber countercurrent. Gas C membawa B dan B larut dalam pelarut
cair S. Skema:
Asumsi:
1. Gas C dan pelarut S tidak saling larut,
2. pelarut S adalah komponen non volatil,
3. Operasi isothermal, isobaris, dan adiabatis.
4. di setiap stage keadaan seimbang telah tercapai.
Berdasarkan asumsi di atas, maka :
kecepatan gas C bebas solut ( G ) adalah tetap,dan
kecepatan pelarut S bebas solut ( L ) adalah tetap.
Kadar solut dinyatakan perbandingan ( rasio ) banyaknya solut dan banyaknya bahan
bebas solut. Banyaknya bahan dapat dinyatakan dalam satuan massa atau satuan mol.
Contoh:
Jika data yang tersedia adalah fraksi mol atau fraksi massa, maka data itu harus dirubah
menjadi rasio mol atau rasio massa.
dengan,
x = fraksi mol ( atau massa ) di fase cair, mol solute/(mol cairan total).
y = fraksi mol di fase gas, mol solute/( mol gas total).
Neraca eksternal
Hubungan arus-arus di sekitar menara dinyatakan dengan neraca massa solut di sekitar
menara ( loop A ), yaitu :
Neraca internal
Hubungan arus-arus keluar dari setiap stage dinyatakan
dengan hubungan keseimbangan solut, yaitu:
Y1 = f ( X1, fungsi keseimbangan ).
Yj = f ( Xj, fungsi keseimbangan ).
(2)
Hubungan arus-arus di antara stage yang berurutan
dinyatakan dengan neraca massa solut di sekitar stage ke j
sampai bagian atas menara (loop B) atau sampai bagian atas
menara ( loop C ). Jika dipilih loop B maka neraca massa
solut adalah :
Di dalam grafik YX, persamaan (3) di atas merupakan persamaan garis operasi. Nilai j=
1 sampai dengan N. Persamaan-persamaan di atas berlaku juga untuk stripper.
Hubungan ketiga persamaan di atas, dapat dilihat dari grafik YX (diagram McCabe
Thiele) sebagai berikut :
Menentukan jumlah stage ideal/teoritis
Perhitungan jumlah stage ideal dapat dilakukan jika semua persamaan di atas
telah diketahui. Jumlah stage ideal dapat dihitung secara grafis atau analitis (persamaan
aljabar), cara ini dikenal sebagai metode Sorel. Secara grafis ( metode McCabe-Thiele),
perhitungan jumlah stage ideal dapat dilakukan dari atas ke bawah menara atau dari
bawah ke atas.
Contoh untuk j=1, telah diketahui Y1, X1
berkeseimbangan dengan Y1, maka X1 dicari dengan
membuat perpotongan garis Y = Y1 dengan kurva
keseimbangan. Selanjutnya Y2 dapat ditentukan dari X1
menggunakan korelasi garis operasi. Secara grafis, Y2
dicari dengan membuat perpotongan garis X= X1 dengan
garis operasi, demikian seterusnya.
Perhitungan stage by stage menggunakan
persamaan garis keseimbangan dan persamaan garis
operasi secara bergantian sampai konsentrasi bagian bawah
menara seperti yang diinginkan. Jumlah stage ditunjukkan
dengan banyaknya titik potong pada garis keseimbangan,
seperti yang ditunjukkan di gambar 4.