LAPORAN
STUDI KELAYAKAN BISNIS
SISTEM INFORMASI BERBASIS TEKNOLOGI
Dosen Pengampu : Mira Meilia Marka,SE.,MM
Disusun Oleh :
Juni Mardiyanto (201911012)
Kiki Novitasari (201911101)
Dwi Amalia Rahmawati (201911091)
Fenti Widianti (201911104)
Laila Safira (201911071)
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2021
Jl. Lingkar Utara, Kayuapu Kulon, Gondangmanis, Kudus
DAFTAR ISI
LAPORAN I
DAFTAR ISI II
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMAHASAN 3
2.1 Pengertian Sistem Informasi Berbasis Teknologi 3
2.2 Pemanfaatan Teknologi dalam SIM 3
2.3 Pemanfaatan Teknologi dalam CBIS 5
2.4 Pemanfaatan TI untuk Keunggulan Bersaing 7
BAB III KESIMPULAN & REKOMENDASI 9
3.1 Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setelah perkembangan teknologi informasi yang demikian pesatnya, maka semakin banyaklah perusahaan di Indonesia menerapkan Sistem Informasi Manajemen (SIM).Karena mereka mulai menyadari SIM sangat besar manfaatnya bagi peningkatan kinerja organisasi. Perusahaan yang tidak mengikuti perkembangan teknologi informasi pada dewasa ini tidak akan unggul di dalam persaingan. Ukuran penggunaan sistem berhubungan erat dengan pendekatan kepuasan pemakai.Banyak peneliti mengakui bahwa kepuasan pemakai SIM merupakan indikator yang penting dalam menentukan keberhasilan dalam mendesain dan mengimplementasikan SIM.
Akan tetapi sebenarnya sistem informasi manajemen telah ada sebelum adanya perkembangan teknologi informasi (teknologi komputer), SIM telah digunakan oleh para pimpinan organisasi atau perusahaan, dalam upaya pengambilan keputusan walaupun masih terbatas.Saat itu, proses pengambilan keputusan yang dilakukan masih sangat sederhana.Segala sesuatunya masih berjalan secara manual dan masih lamban karena semua data yang tersimpan dalam bentuk lembaran-lembaran arsip yang bermacam ragam. Sehingga dimana pimpinan memerlukan suatu informasi yang berhubungan dengan sesuatu dan harus diputuskan atau diambil kebijakan, maka tidak ada cara selain membongkar semua arsip yang dibutuhkan. Kadangkala jika arsip tersebut telah ditemukan tulisannya sudah kabur, kertasnya sudah kusam, atau bahkan mungkin sudah rusak karena dimakan rayap atau kutu buku dan sejenisnya. Pendek kata, proses pencarian arsip dan dokumen yang dibutuhkan sebagai dasar dari pengambilan keputusan bagi sang pimpinan sangatlah lamban dan membutuhkan waktu yang lama.
Apabila berbicara tentang Sistem Informasi Manajemen, maka yang diingat adalah komputer dengan sebuah sistem yang saling tersambung dengan berbagai jaringan dalam komputer tersebut. Persepsi seperti ini tentu saja tidaklah semuanya benar, karena teknologi komputer hanyalah sebuah wadah atau fasilitas, yang kehadirannya mempermudah proses dalam Sistem Informasi Manajemen, sedangkan prinsip kerja dan basis dari SIM itu sendiri adalah ilmu manajemen, karena memang SIM itu lahir dari manajemen. Artinya, tanpa adanya manajemen maka SIM itu sendiri sesungguhnya tidak ada. Adapun komputer, kehadirannya seperti proses reaksi kimia bagi katalisator, katalisator dapat mempercepat proses reaksi kimiawi, tetapi dia sendiri bukanlah zat kimianya. Sistem Informasi Manajemen menurut Raymond McLeod Jr(1996:54) mengemukakan bahwa SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapapemakai dengan kebutuhan serupa.
1.2 Rumusan Masalah
Apa Pengertian Sistem Informasi Berbasis Teknologi
Apa Manfaatan Teknologi dalam SIM
Apa Manfaatan Teknologi dalam CBIS
Apa Manfaatan TI untuk Bisnis
1.3 Tujuan
Dapat menguraikan masalah mengenai Sistem Informasi Manajemen.
Dapa menerapkan Sisem Informasi Manajemen dalam Dunia nyata setelah memahaminya.
BAB II PEMAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Informasi Berbasis Teknologi
Sistem Informasi (SI) - adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.
Sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam organisasi.
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
2.2 Pemanfaatan Teknologi dalam SIM
a. Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen merupakan sebuah sistem yang banyak digunakan pada saat ini. Penggunaannya bukan hanya di satu bidang akan tetapi pada banyak bidang, seperti bidang pendidikan, bidang ekonomi, bidang bisnis, dan bidang lainnya. Tapi pada artikel ini kita akan membahas sistem informasi manajemen pada bidang pendidikan.
Menurut (Agustiandra, Vindi., & Sabandi, 2019) Sistem Informasi Manajemen Akademik adalah segala macam hasil interaksi antara elemen di lingkungan akademik untuk menghasilkan informasi yang kemudian dijadikan landasan pengambilan sebuah keputusan, melaksanakan tindakan, baik oleh pelaku proses itu sendiri maupun dari pihak luar sekolah.
Dalam terminologi teknologi informasi, terdapat tiga komponen utama yang melingkupinya, yakni :
management information system, atau sistem informasi manajemen
hardware (perangkat keras)
faktor manusia.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) didefinisikan sebagai keterpaduan antara pengguna (user) dan sistem masinal dalam penyediaan informasi untuk mendukung pelaksanaan, manajemen dan fungsi pembuatan keputusan dalam sebuah organisasi.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurut Windham (1996:308) adalah seperangkat struktur dan prosedur kerja meliputi pengumpulan, pemrosesan, analisis, presentasi dan penggunaan informasi dalam sebuah organisasi. Sedangkan dimensi dari SIM itu sendiri adalah teknologi, konteks manajemen, kerangka kerja konseptual struktur informasi dan bentuk susunan data yang digunakan. Penjelasan lain yang dikembangkan oleh Windham (1996:309), bahwa sebuah SIM akan mencapai keberhasilan bilamana dalam pengoperasionalnya meliputi lima tahap, yakni; identifikasi kebutuhan, pengumpulan data, prosesing dan analisis data, provisi informasi dan utilisasi informasi.
Dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa sistem informasi manajemen adalag satu kesatuan unsur-unsur yang saling berkaitan satu sama lain, meliputi kegiatan pengumpulan informasi, penyimpanan informasi, dan pembagian informasi. Dengan kata lain sistem informasi mananjemen merupakan sistem yang digunakan untuk mengelola sebuah informasi agar informasi dapat digunakan sebagaimana mestinya.
b. Peran Tekonologi Informasi dalam SIM Teknologi informasi sangat berguna dalam berbagai aspek, salah satunya dalam sistem informasi manajemen. Dimana dengan adanya Teknologi informasi ini membuat sebuah sistem informasi manajemen ini dapat berjalan dan dioperasikan sebagaimana mestinya seperti saat ini. Jika seandainya tidak ada dukungan dari Teknologi informasi maka SIM tidak akan berjalan. Contohnya : jaringan ada, data ada, akan tetapi teknologi/hardwere untuk menjalan SIM tidak ada, lantas apakah SIM dapat di operasikan? Tentu saja tidak bisa digunakan. Maka dalam hal ini teknologi informasi sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah sistem informasi manajemen.
Dengan adanya teknologi informasi juga memudahkan pengelolaan sistem informasi manajemen. Karna dalam pelaksanaannya akan lebih mudah diterapkan jika sebuah sistem informasi manajemen didukung dan suport oleh teknologi informasi. Contohnya dalam pengeditan data pada sistem informasi manajemen akan lebih mudah di lakukan apabila menggunakan devaice dari bantuan teknologi informasi seperti komputer, laptop, tab, dan lainnya yang masih berkaitan dengan teknologi pendidikan. Selain dalam pengeditan data teknologi informasi juga memudahkan kita dalam hal pengiriman dan penggunaan data, contohnya : Menggunakan email, Gdrive dan lainnya.
2.3 Pemanfaatan Teknologi dalam CBIS
Sistem informasi berbasis komputer merupakan suatu sistem pengolahan data menjadi informasi yang berkualitas dan digunakan senbagai alat bantu dalam pengambilan keputusan, koordinasi dan kendali serta visualisasi dan analisis. Dengan kata lain, sistem informasi berbasis komputer mengandung arti bahwa komputer memiliki peran yang sangat penting dalam sistem pembangkit informasi. Melalui integrasi yang dimiliki antar subsistem, sistem informasi akan mampu menyediakan informasi yang cepat, tepat, akurat, dan berkualitas sesuai dengan manajemen yang membutuhkan. Secara teori, penerapan sistem informasi memang tidak harus menggunakan komputer. Tetapi pada prakteknya sistem informasi tersebut tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya komputer. Beberapa istilah yang terkait dengan CBIS antara lain adalah data, informasi, sistem, sistem informasi, dan basis komputer.
Manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah, dan informasi digunakan dalam membuat keputusan. Informasi disajikan dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi. Porsi komputer dalam mengolah informasi terdiri dari berbagai aplikasi berbasis komputer, seperti SIA, SIM, DSS, kantor virtual dan sistem berbasis pengetahuan, Reymond McLeod (2004:14).
Istilah yang mencakup semua aplikasi berbasis komputer adalah sistem informasi berbasis komputer (computer based information system), atau CBIS, untuk menggambarkan lima subsistem yang menggunakan komputer. Semua subsistem CBIS menyediakan informasi untuk pemecahan masalah.
Tanpa memandang apakah spesialis informasi atau pemakai yang mengembangkan aplikasi, CBIS harus dinilai dengan cara yang sama seperti investasi besar lain dalam perusahaan. Sebenarnya sangat sulit mengukur nilai CBIS, ada perusahaan yang mencoba menimbang nilai komputer berdasarkan biaya tenaga administrasi (clerical cost) yang digantikan. Sebenarnya hal ini tidaklah tepat, karena setelah ada CBIS hanya sedikit pegawai administrasi yang kehilangan pekerjaanya. Namun manfaat yang besar diperoleh perusahaan setelah ada CBIS, yaitu mampu mencapai peningkatan efisiensi dan efektivitas, bahkan mampu mengurangi investasi.
Sebagi bukti bahwa CBIS itu lebih efisien dari pendahulunya (sistem manual), dijelaskan oleh Reymond McLeod (2004:19) bahwa salah satu aplikasi komputer pertama adalah pengendalian persediaan dan perusahaan umumnya dapat mengurangi investasi persediaan mereka dengan mengkomputerisasi catatan persediaan.
Karena sukarnya mengukur nilai CBIS, perusahaan-perusahaan sangat berhati-hati dalam membuat keputusan untuk menerapkan sistem seperti itu. Banyak waktu manajer dan staf yang dihabiskan untuk mengevaluasi dampak sistem itu pada organisasi. Menimbang-nilai CBIS, dengan menggunakan gabungan ukuran-ukuran kuantitatif dan subyektif, adalah langkah kunci dalam mencapai sumber daya yang berharga ini.
Dalam beberapa hal, nilai CBIS juga dapat dipertimbangkan dari siklus CBIS. Tiap subsistem CBIS menyerupai suatu organisme hidup yaitu : lahir, bertumbuh, menjadi matang, berfungsi dan akhirnya mati. Proses evolusi ini disebut siklus hidup sistem (system life cycle – SLC), dan terdiri dari tahap-tahap berikut: (1) Perencanaan; (2) Analisis; (3) Rancangan; (4) Penerapan; dan (5) Penggunaan.
Siklus hidup suatu sistem berbasis komputer mungkin hanya berlangsung beberapa bulan, atau mungkin berlangsung beberapa tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa CBIS mempunyai biaya yang tinggi. Cepat atau lambat, sifat dinamis kebutuhan informasi akan melampaui kemampuan sistem informasi, sehingga sistem itu harus diperbarui. Tahap-tahap siklus hidup sistem membentuk suatu pola lingkaran. Saat suatu sistem berakhir masa kegunaannya dan harus diganti, suatu siklus hidup baru dimulai, diawali dengan tahap perencanaan.
Walau banyak orang mungkin menyumbangkan keahlian khusus mereka untuk pengembangan sistem berbasis komputer, pemakailah yang bertanggung jawab atas siklus hidup sistem. Sesuai dengan penekanan pada manajer sebagai pemakai, tanggung jawab untuk mengelola CBIS ditugaskan pada manajer. Manajer ini adalah manajer dari unit organisasi tempat diaplikasikannya komputer dan dapat ditempatkan di mana saja di dalam perusahaan.
Seiring berkembangnya CBIS, manajer merencanakan siklus hidup dan mengatur para spesialis informasi yang terlibat. Setelah penerapan, manajer mengendalikan CBIS untuk memastikan bahwa sistem tersebut terus menyediakan dukungan yang diharapkan. Saat manajer memilih untuk memanfaatkan dukungan para spesialis informasi, kedua pihak bekerja sama untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah, mengidentifikasi dan mengevaluasi solusi alternatif, memilih solusi terbaik, merakit perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai, menciptakan database, dan menjaga kemutakhiran sistem. Semua kegiatan tersebut akan dapat dilakukan dalam waktu relative singkat apabila perusahaan telah menggunakan sistem informasi berbasis komputer.
2.4 Pemanfaatan TI untuk Keunggulan Bersaing
Perkembangan persaingan antar perusahaan semakin ketat baik pada tingkat regional maupun global. Pada sebagian besar industri jasa, kualitas layanan secara umum diterima sebagai suatu faktor penentu (key factor). Zeithaml dan Berry menyatakan bahwa kualitas layanan merupakan strategi yang mendasar dalam upaya perusahaan meraih sukses dan keberlanjutan dalam lingkungan bisnis yang ketat. Kualitas pelayanan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti penggunaan teknologi informasi dan implementasi strategi diferensiasi. Tujuan adalah untuk menganalisis pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap kualitas pelayanan, pengaaruh kualitas pelayanan terhadap keunggulan bersaing, dan pengaruh implementasi strategi diferensiasi terhadap keunggulan bersaing.
Study ini merupakan penelitian explanatory adalah untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel melalui proposisi konfirmatory dan pengujian. Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan Structural Equation Modelling (SEM). Perwakilan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian yang sesuai dengan menggunakan teknik analisis SEM.Teknologi informasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pelayanan, strategi diferensiasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif, kualitas layanan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif. Teknologi informasi dan strategi diferensiasi dapat memengaruhi kualitas pelayanan dan kualitas pelayanan itu sendiri akan memengaruhi keunggulan bersaing rumah sakit. Kesimpulannya adalah penggunaan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pelayanan sedangkan strategi diferensiasi dan kualitas layanan berpengaaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing.
Penggunaan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pelayanan,sedangkan strategi diferensiasi dan kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing. Untuk mencapai keunggulan bersaing disarankan kepada perusahaan perlu mengambil kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas layanan. Seperti peningkatan fasilitas fisik rumah sakit, melengkapi peralatan mutakhir di bidang medis dan penunjang medis untuk mendukung layanan unggulan terpadu yang ditawarkan kepada masyarakat, melengkapi karyawan dengan sarana yang memadai dan Standard Operating Procedure (SOP) dalam melayani pasien, memberikan training kepada karyawan agar dalam melayani pasien selalu dengan penuh perhatian serta cepat dan tanggap terhadap keluhan pasien yang timbul, teknologi informasi yang diimplementasikan hendaknya mudah dan cepat dalam penggunaannya sehingga meningkatkan kualitas layanan kepada pasien, dan teknologi informasi yang digunakan selalu di-update agar dapat mengikuti kemajuan TI terkini.
BAB III KESIMPULAN & REKOMENDASI
3.1 Kesimpulan
Sistem informasi mutlak diperlukan dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari di semua lapisan masyarakat baik masyarakat yang tingkat ekonomi dan pendidikannya rendah sampai dengan masyarakat yang tingkat ekonomi dan pendidikannya tinggi. Semakin tinggi tingkat ekonomi dan pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kebutuhan informasinya.
Pelaksanaan tugas pokok pimpinan itu akan berhasil dengan baik apabila didukung oleh sistem informasi yang baik. Pengambilan keputusan yang logis membutuhkan pemahaman tentang masalah dan pengetahuan mengenai alternatif pemecahannya. Informasi yang lebih tepat menghasilkan keputusan yang lebih baik.
Salah satu fungsi yang sangat penting dalam kepemimpinan, yaitu pengambilan keputusan. Seorang pimpinan sebagian besar waktu, perhatian, maupun pikirannya dipergunakan untuk mengkaji proses pengambilan keputusan. Semakin tinggi posisi seseorang dalam kepemimpinan organisasi maka pengambilan keputusan menjadi tugas utama yang harus dilaksanakan. Perilaku dan cara pimpinan dalam pola pengambilan keputusan sangat mempengaruhi perilaku dan sikap dari pada stafnya.
Pengambilan keputusan adalah sebuah hasil dari pemecahan masalah, jawaban dari suatu pertanyaan sebagai hukum situasi, dan merupakan pemilihan dari salah satu alternatif dari alternatif-alternatif yang ada, serta pengakhiran dari proses pemikiran tentang masalah atau problema yang dihadapi. Adapun hasil dari pengambilan keputusan adalah keputusan (decision)
DAFTAR PUSTAKA
Irawati , Salju , Hapid. 2017. PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. TELKOM KOTA PALOPO. Jurnal Manajemen, Halaman : 6-12. ISSN : 2339-1510.
Lipursari,Anastasia. 2013. PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN. JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1 ISSN : 2252-7826.
Raymond McLeod, Jr . System Informasi Manajemen, penerjemah: HendraTeguh SE,AK. editor: Hardi Sukardi MBA,Msc.,SE (MM – UI)
URL: https://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Saliman,%20Drs.%20M.Pd./CBIS.pdf
2
3