Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Judea and Samaria Research Studies, 2022
British authorities in Palestine encouraged the development of Jerusalem beyond its municipal boundaries, based on their understanding of its future trends. Under Ottoman rule, new neighborhoods were built in proximity to the center of town and with a certain degree of geographic contiguity with the neighborhoods that preceded them. In contrast, the British Mandate built neighborhoods in remote locations, spread over extensive areas. These neighborhoods had no contiguity with any previous settlements, and were planned based on available land. These "Garden Suburbs" established a new form of urban sprawl that surrounded central Jerusalem from the south (Talpiot together with Admat Amos and Givat Eliyahu, which were in the planning stage) and the west (Rehavia, Bayit VeGan, Beit HaKerem, Kiryat Moshe and Givat Shaul). Until the beginning of the Mandate period, the area east of Jerusalem remained almost devoid of Jewish habitation. Members of Agudat HaDayarim (The Tenants'...
In the Highland's Depth, 2021
A system of pits recently discovered in Khirbet el-Hammam in northern Samaria apparently meets the accepted definition of “Gibeon pits”. These pits, used to store wine in the late Iron Age and early Persian period, are evidence of a developed local agriculture and of the site’s centrality. The location and identification of these pits in connection to other remains from Khirbet el-Hammam may shed new light on the size and centrality of the city during the Iron Age.
This guidebook developed naturally to aid my teachers at our language school but quickly grew into more than a school resource guide for newly qualified or inexperienced young learner teachers. This guidebook has been designed to assist teachers with the teaching of young learners, whether you are teaching in an English speaking country or where English is considered a second or foreign language. The guidebook is also suitable for those teachers which have limited experience as a young learner teacher or for those teachers which already have some experience. Many of the ideas shared in this guide has been through the result of direct experience as well as learning the hard way: what was considered successful and what had not been quite so successful in the classroom. Nevertheless, the teaching of children can be quite demanding , yet with the right support and guidance you will feel more confident and comfortable when teaching young or adolescent learners. It is my ambition that this book will 1
2024
Данное учебное издание представляет собой последовательный анализ и интерпретацию диалога «Пир» античного философа Платона, повествующего об одном памятном дне из жизни его учителя-Сократа, в ходе которого участники вечеринки в доме трагического поэта Агафона решают заняться восхвалением бога Эроса. Автор пытается дать как можно более всеобъемлющий взгляд на изложенные в диалоге концепции, уделяя внимание как образу исследования творчества Платона, так и историческому, литературному и философскому контекстам произведения.
Abstrak Pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan mempunyai fungsi yaitu, memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan suatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Dapat dikatakan bahwa segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk pencapaian tujuan tersebut. Tujuan penulis paper ini yakni untuk mengetahui tujuan dari pendidikan. Metode yang digunakan dalam paper ini adalah library research (penelitian kepustakaan) dimana penelitian yang dilakukan dengan menggunakan literature/kepustakaan. Literature yang dimaksud adalah internet, buku, makalah dan skripsi. Data-data dan teori atau temuan-temuan yang diperoleh melalui internet, buku, makalah dan skripsi kemudian ditepersentasekan dan dipelajari. Hasil membuktikan bahwa tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah memanusiakan manusia. Kata kunci : Tujuan Pendidikan
FAKTOR KEJATUHAN BANI UMAYYAH Kita banyak mempelajari zaman kegemilangan umat Islam sejak turunnya wahyu daripada Allah S.W.T kepada Nabi Muhammad S.A.W untuk menyampaikan kebenaran kepada umat Rasulullah. Dahulunya, empayar Islam tersebar luas terutama ketika pemerintahan Saidina Umar Al Khattab dan semasa zaman pemerintahan kerajaan Bani Umaiyah dan Bani Abbasiyah. Setelah Islam dijulang tinggi oleh penduduk di seluruh dunia, umat Islam juga menghadapi zaman kejatuhan dan empayar Islam berakhir ketika di hujung pemerintahan kerajaan Bani Abbasiyah dan Turki Uthmaniyyah. Kejatuhan kerajaan Islam ini dimanfaatkan oleh orang Eropah kerana setelah berlakunya kejatuhan Islam, berlaku pula zaman kebangkitan Eropah terutamanya dalam penyebaran agama Kristian. Faktor-faktor kejatuhan ini boleh dibahagikan kepada beberapa bahagian. Faktor-faktor ini merupakan kelemahan dalam pemerintahan dan apabila berkumpulnya kelemahan-kelemahan ini menyebabkan sehingga satu tahap ia tidak lagi boleh dibendung dan dapat diperlihatkan kerajaan Islam jatuh kerana kelemahan ini tidak diperbaiki oleh pemimpin Islam terdahulu Antara faktor kejatuhan bani umayyah ialah sikap beberapa pemerintah mengabaikan ajaran islam. Berlakunya percakaran politik dalam pemerintahan zaman ini yang menyebabkan ramai orang bergaduh untuk merebut kuasa dan pangkat-pangkat yang tinggi. Disebabkan gila kuasa, ini telah menyebabkan mereka buta dengan kepentingan sebenar menjadi seorang pemimpin dan ini telah menyebabkan pelbagai aspek kerajaan diabaikan seperti ilmu, ketenteraan dan sebagainya. Selain itu, kemewahan hidup yang dikecapi telah melalaikan pemerintah dengan tugas dan tanggungjawab mereka kepada negara. Semasa akhir zaman pemerintahan empayar Islam seperti Turki Uthmaniyyah, pemimpin-pemimpin Islam yang diketuai oleh sultan mula menunjukkan kelemahan dalam kepemimpinan. Pada kurun ke-17, pemimpin Islam mula mementingkan kemewahan lebih daripada kerajaan dan rakyatnya sendiri. Oleh sebab itu, sultan yang hanya menurut hawa nafsu tidak rasional dalam membuat keputusan untuk kerajaannya.
2021
In the use of a spectator to formulate film theory, theorists have inadvertently made spectatorship a subjective experience rather than a universal one. Without addressing the individuality of this spectator, the theory generalizing spectatorship faces an identity crisis. Who is the spectator? Are they a character experiencing the trespasses of the filmic body as their own? Or, are they a ghost possessing a consciousness already there, reliving someone else's life? Film theory does not offer us a concrete answer to any of these questions, and neither will I. Instead, I will use this indefinite identity of the spectator to reverse the paradigm of cinema as mirror and discuss the spectator as a mirror through which film, art, and nature are perceived. Over the course of this paper, I will explore the philosophical implications of self in Gilles Delueze’s "Cinema 1" and "Cinema 2" and Vivian Sobchack’s “Phenomenon and Film Experience'' (guided by Hugo Münsterberg and Judith Mayne’s conceptions of the spectator) to arrive at the final metaphor: “cinema as self”. These concepts of “cinema as self” and “spectator as mirror” really derive from a series of immersive practices in film. Filmmakers have been experimenting with the direct inclusion of the spectator since the point of view (POV) shot was introduced. Through this shot, the filmmaker would momentarily place the spectator in the character’s position, melding existence with experience. Over the years, filmmakers continue to extend the length of the POV shot and, through other point of view devices, invoke visceral cognitive and perceptual responses in the fusing of spectator and character. As a result, I will use two films experimenting with POV and nostalgia, "Lady in the Lake" (Robert Montgomery, 1947) and "LoveFilm/Szerelmesfilm" (Istvan Szabo, 1970), to cross-examine the inclusive spectatorship discussed in Deleuze and Sobchack and bridge the gap between the metaphysical and the corporeal self/spectator.
Psicología clínica: Integración y desafíos del siglo XXI, 2023
Points of View: Defining Moments of the Photography in India, 2022
Discours artistiques et journalisme, 2020
Jurnal Borneo Administrator: Media Pengembangan Paradigma dan Gaya Baru Manajemen Pemerintahan Daerah, 1969
Resumos do..., 2019
Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences, 2008
Proceedings of the Nutrition Society, 2011
Journal of Materials Processing Technology, 1992