Lompat ke isi

Operasi sesar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Bedah caesar)

Operasi sesar atau bedah sesar (bahasa Inggris: caesarean/cesarean section, caesarean/cesarean delivery, atau C-section), disebut juga dengan seksio sesarea (disingkat sc) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan di mana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk mengeluarkan bayi. Operasi sesar umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan karena berisiko kepada komplikasi medis lainnya. Sebuah prosedur persalinan dengan pembedahan umumnya dilakukan oleh tim dokter yang beranggotakan spesialis kandungan, anak, anastesi serta bidan.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Ada beberapa unsur yang dapat menjelaskan asal kata "caesar".

  • Istilah dapat diambil dari kata kerja bahasa Latin caedere yang berarti "membedah". Dengan demikian "operasi sesar" menjadi gaya bahasa retoris.
  • Istilah yang mungkin diambil dari pemimpin Romawi kuno Julius Caesar yang disebut-sebut dilahirkan dengan metode tersebut. Dalam sejarah, hal ini sangat tidak memungkinkan karena ibunya masih hidup ketika ia mencapai usia dewasa (operasi sesar tidak mungkin dilakukan pada masa tersebut terkait dengan teknologi yang tidak mendukung), tetapi legenda tersebut telah bertahan sejak abad ke-2 SM.
  • Hukum Romawi yang menjelaskan bahwa prosedur tersebut perlu dilakukan pada ibu hamil yang meninggal untuk menyelamatkan nyawa sang bayi. Hal ini dikenal dengan istilah lex caesarea, sehingga hukum Romawi mungkin menjadi asal usul istilah ini.

Secara umum, istilah "operasi sesar" merupakan gabungan dari hal-hal tersebut di atas. Kata kerja caedo dalam kalimat a matre caesus ("membedah ibunya") digunakan pada masa Romawi untuk mendeskripsikan operasi tersebut.

Sebuah operasi sesar sedang dalam proses.

Ada beberapa jenis operasi sesar:

  • Bedah klasik yaitu dengan melakukan sayatan vertikal sehingga memungkinkan ruangan yang lebih besar untuk jalan keluar bayi. Akan tetapi jenis ini sudah sangat jarang dilakukan hari ini karena sangat berisiko terhadap terjadinya komplikasi.
  • Bedah dengan sayatan mendatar di bagian atas dari kandung kemih sangat umum dilakukan pada masa sekarang ini. Metode ini meminimalkan risiko terjadinya pendarahan dan cepat penyembuhannya.
  • Histerektomi sesar yaitu bedah sesar diikuti dengan pengangkatan rahim. Hal ini dilakukan dalam kasus-kasus di mana pendarahan yang sulit tertangani atau ketika plasenta tidak dapat dipisahkan dari rahim.
  • Bentuk lain dari operasi sesar seperti bedah sesar ekstraperitoneal atau bedah sesar Porro.
  • Bedah sesar berulang dilakukan ketika pasien sebelumnya telah pernah menjalani operasi sesar. Umumnya sayatan dilakukan pada bekas luka operasi sebelumnya.

Di berbagai rumah sakit, khususnya di Amerika Serikat, Britania Raya, Australia dan Selandia Baru, sang suami disarankan untuk turut serta pada proses pembedahan untuk mendukung sang ibu. Dokter spesialis anastesi umumnya akan menurunkan kain penghalang ketika si bayi dilahirkan agar orang tua si bayi dapat melihat bayinya. Rumah sakit di Indonesia umumnya tidak memperbolehkan adanya orang lain turut serta waktu persalinan dengan operasi sesar termasuk sang suami.

Seorang bayi ketika dilahirkan melalui operasi sesar

Dokter spesialis kebidanan akan menyarankan operasi sesar ketika proses kelahiran melalui vagina kemungkinan akan menyebabkan risiko kepada sang ibu atau si bayi. Hal-hal lainnya yang dapat menjadi pertimbangan disarankannya operasi sesar antara lain:

Harap diingat bahwa institusi yang berbeda dapat memiliki pendapat yang berbeda pula mengenai kapan suatu bedah sesar dibutuhkan. Di Britania Raya, hukum menyatakan bahwa ibu hamil mempunyai hak untuk menolak tindakan medis apapun termasuk operasi sesar walaupun keputusan tersebut berisiko terhadap kematiannya atau nyawa sang bayi. Negara lain memiliki hukum yang berbeda mengenai hal ini. Lihat pula mengenai operasi sesar berdasarkan permintaan.

Data statistik dari 1990-an menyebutkan bahwa kurang dari 1 kematian dari 2.500 yang menjalani operasi sesar, dibandingkan dengan 1 dari 10.000 untuk persalinan normal.[1] Akan tetapi angka kematian untuk kedua proses persalinan tersebut terus menurun sekarang ini. Badan kesehatan Britania Raya menyebutkan risiko kematian ibu yang menjalani operasi sesar adalah tiga kali risiko kematian ketika menjalani persalinan normal.[2] Akan tetapi, tidak mungkin untuk membandingkan secara langsung tingkat kematian proses persalinan normal dan proses persalinan dengan bedah sesar karena ibu yang menjalani pembedahan adalah mereka yang memang sudah berisiko dalam kehamilan.

Bayi yang lahir dengan persalinan sesar sering kali mengalami masalah bernapas untuk pertama kalinya. Sering pula sang bayi terpengaruh pengaruh obat bius yang diberikan kepada sang ibu.

WHO mengatakan, beberapa upaya harus dilakukan untuk menyediakan operasi caesar untuk wanita yang membutuhkan, daripada berusaha untuk mencapai tingkat tertentu Sejak tahun 1985, komunitas kesehatan internasional telah mempertimbangkan tingkat ideal untuk operasi caesar adalah antara 10% dan 15%. Sejak itu, operasi caesar menjadi semakin umum di negara maju dan berkembang. Ketika dibenarkan secara medis, operasi caesar dapat secara efektif mencegah kematian dan kesakitan ibu dan perinatal (WHO, 2015)

Sang ibu tetap dalam keadaan sadar waktu bayinya dilahirkan

Sang ibu umumnya akan diberikan anastesi lokal (spinal atau epidural), yang memungkinkan sang ibu untuk tetap sadar selama proses pembedahan dan untuk menghindari si bayi dari pembiusan.

Pada masa sekarang ini, anastesi umum untuk bedah sesar menjadi semakin jarang dilakukan karena pembiusan lokal lebih menguntungkan bagi sang ibu dan si bayi. Pembiusan umum dilakukan apabila terjadi kasus-kasus berisiko tinggi atau kasus darurat.

Persalinan normal setelah operasi sesar

[sunting | sunting sumber]

Persalinan normal setelah operasi sesar adalah umum dilakukan pada masa sekarang ini. Di masa lalu, operasi sesar dilakukan dengan sayatan vertikal sehingga memotong otot-otot rahim. Operasi sesar sekarang ini umumnya dilakukan melalui sayatan mendatar pada otot rahim sehingga rahim lebih terjaga kekuatannya dan dapat menghadapi kontraksi kuat pada persalinan normal berikutnya. Luka bekas sayatan pada bedah sesar sekarang ini adalah terletak di bawah "garis bikini".

Operasi sesar dilakukan di Kahura, Uganda. Sebagaimana diamati oleh R. W. Felkin tahun 1879.

Pada 1316, Robert II dari Skotlandia dilahirkan dengan operasi sesar, ibunya Marjorie Bruce, kemudian meninggal. Bukti pertama mengenai ibu yang selamat dari operasi sesar adalah di Siegershausen, Swiss tahun 1500: Jacob Nufer, seorang pedagang babi, harus membedah istrinya setelah proses persalinan yang lama. Prosedur operasi sesar di waktu lampau mempunyai angka kematian yang tinggi. Di Britania Raya dan Irlandia, angka kematian akibat operasi sesar pada 1865 adalah 85%. Beberapa penemuan yang membantu menurunkan angka kematian antara lain:

Pada 5 Maret 2000, Inés Ramírez melakukan operasi sesar pada dirinya sendiri dan berhasil mempertahankan nyawanya dan juga bayinya, Orlando Ruiz Ramírez. Ia dipercaya sebagai satu-satunya wanita yang melakukan operasi sesar pada dirinya sendiri.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Williams Obstetrics. Edisi ke-14. Appleton Century-Crofts, New York, 1971, halaman 1163-1190.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Risks of Cesarean Section". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-11. Diakses tanggal 2006-06-13. 
  2. ^ "Caesarean section". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-01. Diakses tanggal 2006-06-13.