Lompat ke isi

Pemanufakturan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 4 November 2024 15.46 oleh Hysocc (bicara | kontrib) (Membatalkan 1 suntingan oleh 114.10.134.151 (bicara) ke revisi terakhir oleh Badak Jawa)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Alur pemrosesan dalam manufaktur

Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengoperasikan peralatan, mesin dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengolah bahan baku, suku cadang, dan komponen lain untuk diproduksi menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual.[1] Kegiatan industri manufaktur sering menggunakan mesin, robot, komputer, dan tenaga manusia untuk menghasilkan barang atau jasa dan perakitan, untuk menghasilkan suatu produk.

Manufakturing mengacu pada produksi skala besar barang yang mengubah bahan baku, suku

Istilah ini bisa digunakan untuk aktivitas manusia, dari kerajinan tangan sampai ke produksi dengan teknologi tinggi, tetapi demikian istilah ini lebih sering digunakan untuk dunia industri, di mana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang besar.

Manufaktur ada dalam segala bidang sistem ekonomi. Dalam ekonomi pasar bebas, manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara massal untuk dijual ke pelanggan untuk mendapatkan keuntungan.

Beberapa industri seperti semikonduktor dan baja lebih sering menggunakan istilah fabrikasi dibandingkan manufaktur.

Sektor manufaktur sangat erat terkait dengan rekayasa atau teknik.

Sejarah dan perkembangan

[sunting | sunting sumber]
Perakitan Boeing 787 Dreamliner Section 41
  • Pada awalnya, manufaktur biasanya hanya terdiri dari seorang tukang yang ahli beserta beberapa pembantu. Para pembantu akan belajar sambil bekerja. Memasuki masa pra-industri, sistem serikat pekerja melindungi keterampilan para ahli ini.
  • Sebelum revolusi industri kebanyakan manufaktur berada di daerah pedesaan, di mana produk-produk rumahan berada dan bergerak dalam pengolahan hasil pertanian


Manufaktur telah ada sejak zaman kuno, dengan perkembangan signifikan terjadi selama Revolusi Industri pada abad ke-18 dan ke-19. Revolusi ini memperkenalkan mesin uap dan teknologi lainnya yang memungkinkan produksi massal dan efisiensi yang lebih tinggi. Perkembangan lebih lanjut dalam teknologi komputer dan otomatisasi pada abad ke-20 dan ke-21 telah mengubah industri manufaktur menjadi lebih canggih dan efisien.

Proses Manufaktur

[sunting | sunting sumber]

Proses manufaktur melibatkan beberapa tahapan, mulai dari desain produk hingga produksi dan distribusi. Berikut adalah beberapa jenis proses manufaktur yang umum:

  1. Manufaktur Diskret: Produksi barang-barang yang dapat diidentifikasi secara individual, seperti komputer, peralatan rumah tangga, dan mobil. Proses ini sering melibatkan perakitan komponen yang berbeda.
  2. Manufaktur Repetitif: Produksi barang-barang yang identik atau sangat mirip dalam jumlah besar menggunakan rantai tindakan otomatis. Cocok untuk produk dengan permintaan yang stabil dan dapat diprediksi.
  3. Manufaktur Proses: Produksi barang-barang melalui proses kimia atau fisik yang berkelanjutan, seperti produksi bahan kimia, makanan, dan minuman. Maklon adalah salah satu bentuk layanan dalam industri manufaktur di mana perusahaan menyerahkan proses produksi kepada pihak ketiga. Dalam konteks ini, perusahaan yang membutuhkan produk tertentu dapat menyerahkan proses produksinya kepada perusahaan lain yang memiliki fasilitas dan keahlian untuk memproduksi produk tersebut.
  4. Manufaktur Batch: Produksi barang dalam kelompok atau batch, di mana setiap batch melalui tahap produksi yang sama sebelum pindah ke tahap berikutnya. Cocok untuk produk yang memerlukan fleksibilitas dalam ukuran batch atau fitur desain.
  5. Manufaktur Job Shop: Produksi barang-barang yang sangat disesuaikan dalam jumlah kecil atau pesanan individual. Proses ini sering melibatkan area produksi atau stasiun kerja daripada jalur produksi.

Tantangan Manufaktur

[sunting | sunting sumber]

Industri manufaktur juga menghadapi beberapa tantangan, seperti:

  • Kekurangan Tenaga Kerja: Kesulitan dalam menemukan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman.
  • Manajemen Rantai Pasokan: Kompleksitas dalam mengelola rantai pasokan global dan memastikan ketersediaan bahan baku.
  • Kepatuhan Regulasi: Mematuhi berbagai regulasi dan standar yang berlaku, termasuk standar lingkungan dan keselamatan.
  • Teknologi dan Otomatisasi: Investasi besar dalam teknologi baru dan otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Regulasi dan Standar

[sunting | sunting sumber]

Manufaktur diatur oleh berbagai regulasi dan standar yang bertujuan untuk memastikan kualitas, keselamatan, dan efisiensi produk dan proses. Beberapa standar ISO yang umum dalam industri manufaktur meliputi:

  • ISO 9001: Sistem Manajemen Mutu
  • ISO 14001: Sistem Manajemen Lingkungan
  • ISO 45001: Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
  • ISO 27001: Sistem Manajemen Keamanan Informasi

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]


Referensi

[sunting | sunting sumber]


  1. ^ Priharto, Sugi (2020-05-03). "Perusahaan Manufaktur : Pengertian, Jenis, Proses, dan Contohnya". Aksaragama (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-11-03.