Pipa Kasar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM HIDRAULIKA

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

PERCOBAAN 11

FLUID FRICTION IN A ROUGHENED PIPE

(PIPA KASAR)

11.1 DASAR TEORI


Pipa adalah saluran tertutup berpenampang lingkaran, berfungsi untuk
mengalirkan fluida (fluida padat atau fluida cair)
Aliran dalam pipa dapatdikategorikan:
 Aliran saluran terbuka (open channel)
 Aliran saluran tertutup (close channel)

Saluran terbuka Saluran tertutup


Gambar 11.1 Saluran
Dalam aliran pipa (pipe flow) terdapat kehilangan-kehilangan tenaga (energy
losses) yaitu :

 Kehilangan tenaga yang diakibatkan gesekan antara fluida dan dinding


pipa yang disebut dengan kehilangan tenaga primer (pipe friction loss)
 Kehilangan tenaga yang diakibatkan adanya perubahan penampang
(changes of section), atau sambungan (junctions), belokan (bends), katup
(valves) yang disebut dengan kehilangan tenaga sekunder (minor losses).

KELOMPOK 1

2C D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Tabel 11.1 Ringkasan Formulasi Tahanan Pengaliran Dalam Pipa.

Deskripsi Formulasi Bilangan Reynolds


32 v V L
Poiseuille hf = 2 < 2000
gD
2
L V
Dary-Weisbach h f =f Universal
D 2g
0,316
Blasius f = 0 ,25 400-100.000
R
=2 log √
Karman – prandtl 1 R f
>4000
(pipa halus) √f 2 , 51
Karman – prandtl 1 3,7 D
=2 log >4000
(pipa kasar) √f e

Colebrook-white
1
√f
=−2 log
( e
+
2 ,51
3 , 7 D R √f ) >4000

Hazen-williams V=0,354 C H D0 , 63 S 0 ,54 >4000


Pada tahun 1944 Moody menyederhanakan prosedur hitungan dari Colebrook
- White dengan membuat suatu grafik yang dikenal dengan grafik Moody seperti
dalam gambar di bawah ini:

Gambar 11.2 Diagram Moody

Prosedur menetapkan nilai koefisien gesekan menggunakan grafik Moody:


KELOMPOK 1

2C D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

1. Perhatikan absis (dilabeli pada bagian bawah) merupakan angka Reynolds,


Re. Koordinat (dilabeli pada bagian kiri) merupakan koefisien gesekan, f.
Tiap kurva merupakan nilai kekasaran relatif, Ɛ/D.
2. Tentukan nilai kekasaran relatif, Ɛ/D yg tertera pada bagian kanan
(perhatikan kurvanya).
3. Lihat bagian bawah grafik dan tentukan angka Reynolds, Re. Dengan nilai
Re yg ditentukan, tarik garis secara vertikal ke atas sampai mencapai
(memotong) kurva Ɛ/D yg telah ditentukan sebelumnya.
4. Dari titik potong tsb, tarik garis secara horizontal ke kiri sehingga
diperoleh nilai f.
5. Jika kurva dari nilai Ɛ/D tidak terplot di dalam grafik, secara sederhana
tentukan posisi yang sesuai dengan interpolasi.

11.2 ALAT DAN BAHAN


- Fluid Friction Testing C6 - Termometer
- MKII (Armfield) - Stopwatch
- Hydraulic Bench (Armfield)

11.3 LANGKAH KERJA


1. Menjalankan mesin pompa pada hidraulich bench untuk mengalirkan
air dalam system pipa.
2. Membuka kran pengatur (valve) pada hidraulic bench hingga tercapai
aliran yang diinginkan sehingga terjadi pembacaan tinggi kehilangan
pada masing-masing manometer.
3. Memastikan tidak ada gelembung udara pada pipa karet hand-held
meter dengan melakukan buka-tutup katup pengeluaran gelembung
udara, hingga gelembung udara hilang.
4. Melakukan pembacaan tinggi kehilangan pada kedua manometer (h1)
dan (h2)
5. Melakukan pembacaan volumetric tank, V (Volume air dalam satuan
liter) yang keluar dari sistem pipa dan catat waktu yang dibutuhkan (T1,
T2 dan T3).
KELOMPOK 1

2C D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

6. Mengukur suhu air yang keluar dari system pipa.


11.4 DATA PERCOBAAN
Tabel 11.2. Data hasil percobaan

Pembacaan
Tinggi Volume Pembacaan Waktu /T (Detik) Q
No. Manometer Air V Hm
H1 H2 (liter) Trata-rata (liter/
T1 T2 T3
(mm) (mm) detik)
1. 340 295 2 17.84 17.77 17.78 17.80 0.0562 45.00
2. 370 320 2 16.67 16.67 16.62 16.65 0.0600 50.00
3. 475 425 2 15.5 15.94 15.82 15.75 0.0635 50.00
4. 500 455 2 14.58 14.64 14.67 14.63 0.0684 45.00
5. 540 485 2 13.76 13.86 13.9 13.84 0.0723 55.00
Suhu: 28˚ C, OD: 19,1 mm

Tabel 11.3. Hubungan Temperatur Air terhadap Kekentalan Kinematik

Sumber: Modul Praktikum “FLUID FRICTION IN A SMOOTH BORE

PIPE”

KELOMPOK 1

2C D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Karena suhu air yang diperolehkan adalah sebesar 28°C , maka berdasarkan Table
di atas kekentalan kinematik yang digunakan ialah 0,8360 x 10 -6m2/s

11.5 ANALISA PERHITUNGAN


 Perhitungan Debit (Q)
Rumus :

Dimana :
Q = Debit air dalam pipa (m3/detik)
V = Volume air dalam pipa (m3)
t = Waktu (detik)
maka pada pembacaan 1,
V
Q=
t
0,002
Q=
17.80
= 0,01124 m3/detik

Nilai selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


Tabel 11.4. Analisa perhitungan debit

Volume Air V Q
Trata-rata
(liter) (liter/ detik)

0.002 17.80 0.1124


0.002 16.65 0.1201
0.002 15.75 0.1270
0.002 14.63 0.1367
0.002 13.84 0.1445

KELOMPOK 2
2A D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Perhitungan Kecepatan Aliran


Rumus:
V=
Luas Penampang:
1 2
A = πd
4
1 22
= × × 0,0191²
4 7
= 0,000286m²
Q
V =
A
0,00006 2
= πd
0,000181
= 0,310m/detik
Tabel 11.5. Analisa perhitungan kecepatan

Q KECEPATA
NO A (m²)
(m³/detik) N (m/detik)
1 0.000112 0.000181 0.620
2 0.000120 0.000181 0.662
3 0.000127 0.000181 0.700
4 0.000137 0.000181 0.754
5 0.000145 0.000181 0.797

 Perhitungan Angka Reynold


Rumus:
V×D
Re =
v
Dimana:
Re = Angka Reynold
V = kecepatan aliran air dalam pipa (m/s)
D = diameter pipa (m)
v = Viskositas kinematika

KELOMPOK 2
2A D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
0,620 x 0,0152
Re1 = −7 = 11266.05
8.446 x 10

Nilai Re selanjutnya dapat dilihat pada tabel:


Tabel 11.6. Analisa Perhitungan Angka Reynold
Kekentalan
Kecepatan
No D (m) Kinematika Angka Reynold
(m/detik)
(m²/s)

1 0.0152 0.000000836 0.620 11266.05

2 0.0152 0.000000836 0.662 12039.52

3 0.0152 0.000000836 0.700 12727.35

4 0.0152 0.000000836 0.754 13704.59

5 0.0152 0.000000836 0.797 14486.86

 Analisa Perhitungan kehilangan energy


Rumus:
Hf = (H1-H2)
Contoh:
Hf = (H1-H2)
Hf 1 = 0,340 – 0,295
= 0,045
Nilai Hf lainnya bisa dilihat pada table dibawah:
Table 11.7. Analisa perhitungan Kehilangan energy
No H1 (m) H2 (m) Hf (m)

1 0.340 0.295 0.045

2 0.370 0.320 0.050

3 0.475 0.425 0.050

4 0.500 0.455 0.045

5 0.540 0.485 0.055

KELOMPOK 2
2A D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Perbandingan Nilai Koefisien


Rumus :

D 2g
f = Hf × ×
L v2

Dimana:

L = panjang pipa (m)


f = koefisien gesek
d = diameter (m)
v = kecepatan aliran (m/detik)
g = percepatan gravitasi (m²/detik
Contoh:

D 2g
f = Hf × ×
L v2

0,0152 2 . 9 , 81
= 0,045 × ×
1 0,620
2

= 0,0307
Table 11.8. Analisa perhitungan Kehilangan energy

Kecepatan Kehilangan Koefisien


L D g
(v) Energi (hf) Gesek (f)
NO
(m) (m) (m²/s) (m/detik) (m)

1 1 0.0152 9.81 0.620 0.03949 0.0307

2 1 0.0152 9.81 0.662 0.04435 0.0302

3 1 0.0152 9.81 0.700 0.04888 0.0298

4 1 0.0152 9.81 0.754 0.05564 0.0292

5 1 0.0152 9.81 0.797 0.06132 0.0288

KELOMPOK 2
2A D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

KELOMPOK 2
2A D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 11.3 Diagram Moody Pipa Kasar

KELOMPOK 2
2A D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

e
Dari grafik moody tadi diperoleh nilai e : =0,004
D
e=0,004 D
e=0,004 ×15.2
e=0,076 mm

Tabel 11.8. Analisa Perhitungan nilai e.


Angka Koefisien
No Reynold Gesek (f) D e/D e

1. 11,266.05 0.0307 0.0152 0.005026 0.076

2. 12,039.52 0.0302 0.0152 0.006283 0.076

3. 12,727.35 0.0298 0.0152 0.005026 0.076

4. 13,704.59 0.0292 0.0152 0.005026 0.076

5. 14,486.86 0.0288 0.0152 0.005026 0.076

Tabel 11.6. Regresi untuk grafik hubungan Reynold (Re) dengan Kecepatan (V)
NO Re V Re² V² Re x v
1 11,266.05 0.620 126,923,960.37 0.384 6,980.82

2 12,039.52 0.662 144,950,125.97 0.438 7,972.26

3 12,727.35 0.700 161,985,455.67 0.490 8,909.20

4 13,704.59 0.754 187,815,873.67 0.568 10,329.87

5 14,486.86 0.797 209,869,228.89 0.635 11,542.81

Σ 64,224.38 3.532 831,544,644.56 2.515 45,734.96

 Persamaan garis; Y= ax + b
Dimana,
y = Re
x =v
a=n . ∑ ¿ ¿ 2
b=∑ ℜ. ∑ V −∑ V . ∑¿ ¿

5 ( 11433.74 ) −( 1,766 ) . ( 32112.19 )


a=
5 (0,629)−¿ ¿

KELOMPOK 2
2A D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

= 22614 = 0,003
Jadi, persamaan regresi untuk grafik hubungan antara Reynold (Re) dengan kecepatan
aliran (V) adalah: y = a.x + b; Re = 22614V + 0,003

7000
Grafik hubungan antara Reynold (Re) dengan kecepatan
(V)
6000 f(x) = 22614.2552687663 x
R² = 1
5000

4000
Re

3000

2000

1000

0
0.100 0.120 0.140 0.160 0.180 0.200
V 0.220 0.240 0.260 0.280 0.300

Grafik 11.1.Grafik hubungan Reynold dengan Kecepatan

KELOMPOK 2
2A D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

11.6 KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan data di ketahui bahwa:
1. Pada percobaan pertama sampai kelima terjadi aliran turbulen karena nilai Re > 4000.
2. Nilai kehilangan energi (hf) dari percobaan pertama terjadi pada pipa dengan
diameter 15.2 mm adalah 0,03949
3. Persamaan regresi untuk hubungan antara kecepatan dan angka Reynold, yaitu
Re = 22614 + 0,003 dengan R2 = 1.
4. Dari grafik Moody pertama percobaan dipeoleh e sebesar 0,076 mm.

KELOMPOK 2
2A D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

11.7 GAMBAR ALAT

KELOMPOK 2
2A D4 JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM HIDRAULIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

11.8 GAMBAR KERJA

Pembacaan H1 dan H2 Mengalirkan air melalui pipa

Mengatur debit air Menutup aliran pada bak

Menghitung waktu kenaikan debit


Mengukur Suhu Air
setiap 1 liter

KELOMPOK 2
2A D4 JASA KONSTRUKSI
KELOMPOK 1
1B D4 PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG

Anda mungkin juga menyukai